Aktivitas Antioksidan dan Antiproliferasi pada Sel Kanker Kolon Widr dari Ekstrak Bekatul Beras Hitam yang Difermentasi oleh Rhizopus oryzae dan Rhizopus oligosporus
View/ Open
Date
2017Author
Zulfamy, Kristian Edo
Budijanto, Slamet
Ardiansyah
Metadata
Show full item recordAbstract
Bekatul beras hitam (BBH) diketahui sebagai salah satu sumber komponen antioksidan potensial. Bioaktivitas dari BBH lebih unggul bila dibandingkan dengan bekatul beras putih. Namun, tingginya bioaktivitas BBH tidak diiringi dengan pemanfaatannya sebagai ingredien pangan fungsional. Kemampuan R. oryzae dan R. oligosporus dalam mendegradasi matriks lignoselulosa dan polisakarida melalui aktivitas enzim yang dimilikinya terbukti dapat meningkatkan total senyawa fenolik pada varietas bekatul beras putih. Kemampuan kedua kapang tersebut sebagai kultur tunggal maupun campuran pada matriks BBH diharapkan dapat memaksimalkan potensi sifat fungsional antioksidan dan antiproliferasi sel pada kanker kolon WiDr. Tujuan dari penelitian ini adalah meningkatkan total senyawa fenolik BBH yang mempunyai aktivitas fisiologis sebagai agen antioksidan dan antiproliferasi secara in vitro pada sel kanker kolon WiDr melalui fermentasi kapang R. oryzae dan R. oligosporus sebagai kultur tunggal maupun campuran.
Dalam penelitian ini, perlakuan terbagi menjadi 4 kelompok dengan kondisi yang berbeda: non-fermentasi, pemanfaatan starter R. oryzae dan R. oligosporus masing-masing sebagai isolat tunggal, dan kombinasi R. oryzae dan R. oligosporus. BBH difermentasi selama 72 dan 96 jam. Setelah periode kultivasi, setiap sampel diekstrak dengan masing-masing pelarut etanol 70% dan metanol. Selanjutnya, nilai total senyawa fenolik (TSF) diuji dengan analisis TSF, nilai kapasitas antioksidan diuji dengan DPPH dan FRAP, dan aktivitas antiproliferasi ekstrak BBH terhadap sel kanker kolon WiDr diuji dengan MTT assay.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa total senyawa fenolik BBH hasil fermentasi baik pada fraksi etanolik maupun metanolik meningkat lebih tinggi secara signifikan dibandingkan BBH yang tidak difermentasi. Demikian juga dengan nilai radical scavenging activity (RSA) dan ferric reducing activity (FRA) yang naik seiring meningkatnya total senyawa fenolik pada bekatul. Selain itu, hasil penelitian juga menunjukkan bahwa kedua fraksi ekstrak BBH hasil fermentasi memiliki nilai IC50 yang lebih rendah dibandingkan BBH yang tidak diberi perlakuan fermentasi. Berdasarkan kajian evaluasi terhadap nilai IC50 ekstrak, bahwa fraksi metanolik BBH yang difermentasi oleh R. oryzae selama 96 jam memiliki nilai IC50 paling rendah secara signifikan dibandingkan semua perlakuan dalam penelitian. Nilai IC50 yang semakin rendah menunjukkan bahwa pada konsentrasi yang lebih rendah, ekstrak mampu memberi aktivitas penghambatan terhadap 50% populasi sel kultur. Hal ini mengindikasikan bahwa fraksi metanolik BBH yang difermentasi oleh R. oryzae selama 96 jam memiliki aktivitas antiproliferasi paling efektif dalam menghambat proliferasi sel kanker WiDr dan bersifat aman terhadap sel normal.
Collections
- MT - Agriculture Technology [2292]