Status Hidrasi dan Fungsi Hati pada Pria Dewasa Muda Sebelum dan Saat Puasa Ramadhan
View/ Open
Date
2017Author
Ibrahim, Nur Susan Iriyanti
Hardinsyah
Setiawan, Budi
Metadata
Show full item recordAbstract
Air merupakan salah satu zat gizi yang berperan penting dalam fungsi
fisiologis dan biokimia tubuh. Kebutuhan asupan air dipengaruhi oleh beberapa
faktor seperti umur, genetik, jenis kelamin, mekanisme rasa haus, ketersediaan air,
lingkungan sosial, dan faktor budaya atau religi. Faktor religi berkaitan dengan
puasa Ramadhan. Pada waktu tersebut terjadi pembatasan jumlah makanan dan
minuman, sehingga tubuh berisiko lebih tinggi mengalami kekurangan asupan
cairan (dehidrasi). Kondisi dehidrasi yang terus dibiarkan dalam waktu lama dapat
memicu munculnya beberapa gangguan fungsi metabolisme tubuh. Puasa juga
memiliki manfaat kesehatan fisik dan mental seperti puasa sebagai detoks alami
dan organ yang berperan penting adalah hati. Sel dan organ pencernaan tubuh saat
puasa bekerja lebih ringan, sehingga sel dan jaringan tubuh akan melakukan
metabolisme, membersihkan, dan mengeluarkan zat tak berguna dan toksin.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi dan menganalisis
status hidrasi dan fungsi hati pria dewasa muda sebelum dan saat puasa Ramadhan.
Penelitian ini menggunakan desain cohort prospective study yang dibagi ke dalam
empat tahap, yaitu tahap I (satu minggu sebelum puasa), tahap II (10 hari pertama
puasa), tahap III (10 hari kedua puasa), dan tahap IV (10 hari ketiga puasa).
Jumlah subjek yang terlibat adalah 18 orang pria dewasa muda (19-29 tahun).
Penelitian ini menggunakan data primer dengan mengumpulkan data konsumsi
pangan disetiap tahap penelitian menggunakan metode food record 3x24 jam.
Data aktifitas fisik menggunakan kuesioner record physical activity 1x24 jam,
komposisi tubuh menggunakan bioelectrical impedance analyzer (BIA), serta data
status hidrasi dan fungsi hati menggunakan sampel darah dan urin yang
dikumpulkan pada tahap I dan IV penelitian.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan signifikan pada
berat badan, persen lemak tubuh, indeks massa tubuh (IMT), total air tubuh,
asupan zat gizi (energi, protein, lemak, dan karbohidrat), asupan air, status hidrasi
berdasarkan osmolalitas serum dan berat jenis urin (BJU), dan fungsi hati (SGOT
dan SGPT) sebelum dan saat puasa Ramadhan (p<0.05). Namun tingkat aktivitas,
status stres, kadar serum albumin, dan urin bilirubin tidak terdapat perbedaan yang
signifikan antara sebelum dan saat puasa Ramadhan (p>0.05). Hasil uji regresi
menunjukkan bahwa status hidrasi dan status puasa berpengaruh signifikan secara
bersamaan terhadap kadar SGPT (p<0.05). Status puasa merupakan faktor yang
paling berpengaruh signifikan terhadap kadar SGPT (p<0.05) dibandingkan status
hidrasi. Studi ini menunjukkan bahwa puasa ramadhan memiliki dampak positif
untuk mengontrol berat badan dan memperbaiki fungsi sel hati pada kadar SGOT
dan SGPT.
Collections
- MT - Human Ecology [2243]