Kesiapan Menjadi Orangtua, Pola Asuh, Pertumbuhan Dan Perkembangan Sosial Anak Usia 2-3 Tahun Di Kota Medan
View/ Open
Date
2017Author
Setyowati, Yuli Dwi
Krisnatuti, Diah
Hastuti, Dwi
Metadata
Show full item recordAbstract
Persiapan laki-laki dan perempuan untuk memasuki peran barunya sebagai
orangtua memerlukan penanganan yang khusus. Rendahnya usia laki-laki dan
perempuan saat menikah mengindikasikan rendahnya pengalaman dan
keterampilan dalam mengasuh dan membesarkan anak. Ketidaksiapan laki-laki dan
perempuan untuk menjadi orangtua akan menimbulkan berbagai masalah dalam
kehidupan anak. Salah satu masalah yang timbul akibat pasangan yang tidak siap
adalah timbulnya resiko gangguan tumbuh dan kembang anak. Resiko gangguan
pertumbuhan pada anak usia balita ditandai dengan tidak bertambahnya berat badan
anak di setiap bulan. Padahal pada masa anak pertambahan ukuran tubuh mencapai
maksimal. Pertumbuhan anak tidak bisa dilepaskan dari perkembangan sosial anak.
Perkembangan sosial anak usia 2-3 tahun ditandai dengan kemampuan anak untuk
menolong dirinya sendiri dalam hal makan dan pergi ke kamar mandi sendiri. Masa
ini anak menumbuhkan rasa kepercayaan diri dibandingkan keragu-raguan.. Anak
yang tidak diberikan stimulasi dan praktek pemberian pengasuhan yang baik akan
menimbulkan masalah yang lebih besar di periode tumbuh kembang anak
berikutnya. Kesiapan menjadi orangtua dan pola pengasuhan ibu-anak sangat
menentukan pencapaian kualitas fisik anak yang dapat menunjang tumbuh
kembang anak dalam meningkatkan sumber daya manusia (SDM).
Secara umum penelitian ini bertujuan menganalisis hubungan dan pengaruh
kesiapan menjadi orangtua dan pola asuh terhadap pertumbuhan dan perkembangan
sosial anak usia 2-3 tahun. Tujuan khusus penelitian ini (1) mengidentifikasi
karakteristik keluarga dan anak, kesiapan menjadi orangtua, pola asuh,
pertumbuhan dan perkembangan sosial anak usia 2-3 tahun; (2) Menganalisis
hubungan kesiapan menjadi orangtua dan pola asuh terhadap pertumbuhan dan
perkembangan sosial anak; (3) Menganalisis pengaruh kesiapan menjadi orangtua
dan pola asuh terhadap perkembangan sosial anak 2-3 tahun.
Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study dan retrospective
study di Kota Medan. Waktu penelitian dari bulan September sampai Oktober 2016.
Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh
dari 100 keluarga yang dipilih secara purposive sampling dengan kriteria keluarga
utuh yang memiliki anak usia 2-3 tahun. Responden dalam penelitian ini adalah ibu
dan anak pertama yang berusia 2-3 tahun. Data sekunder diperoleh dari Posyandu
berupa data beat badan anak menurut (BB/U) pada kartu menuju sehat (KMS).
Analisis data yang digunakan yaitu analisis deskriptif, uji regresi binari logistik, uji
pengaruh dengan partial least square (PLS).
Rataan usia ibu dan ayah saat menikah terkategori dewasa muda (18-40
tahun), usia ibu (94%) dan ayah (99%) saat ini juga tergolong dewasa muda. Lama
pendidikan orangtua terkategori setingkat SMA, rataan pendapatan keluarga per
kapita Rp 762 185, dan mayoritas keluarga tidak terkategori miskin (84%). Rentang
usia anak 24-39 bulan dan lebih dari setengah berjenis kelamin perempuan.
Kesiapan menjadi orang tua terkategori sedang dengan indeks rataan 72.1± 11.1.
Hampir dua per tiga keluarga (62.0%) memiliki stimulasi psikososial (HOME)
yang rendah dengan indeks rataan 56.2 ±16.3. Sebagian besar anak memiliki tingkat
perkembangan sosial terkategori rendah dengan indeks ratan 56.5 ± 14.9. Lebih dari
setengah ibu memberikan pola asuh makan (58%) dan kesehatan (64%) terkategori
sedang dengan rata-rata indeks 62.41 ± 9.19 dan 76.3 ± 10.9. Lebih dari setengah
anak beresiko gangguan pertumbuhan (70%) dan status kesehatan yang kurang baik
(60%).
Faktor yang berhubungan postif signifikan dengan pertumbuhan anak
adalah usia ibu saat menikah dan tingkat pendidikannya, kesiapan menjadi orangtua,
pola asuh makan, pola asuh sehat dan riwayat pemberian ASI. Hasil uji pengaruh
juga menunjukkan hal yang sama bahwa usia orangtua saat menikah, tingkat
pendidikan, kesiapan menjadi orangtua dan pola asuh memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap pertumbuhan anak usia 2-3 tahun. Hal ini mengindikasikan
bahwa ibu yang menikah di usia dewasa, siap untuk menjadi orang tua dan baik
dalam pemberian pola asuh akan meningkatkan peluang anak untuk tumbuh normal.
Hubungan dan pengatuh yang signifikan juga ditemukan pada usia orangtua saat
menikah, tingkat pendidikan orangtua, kesiapan menajdi orangtua dan pola asuh
psikososial terhadap perkembangan sosial anak. Semakin matang usia istri dan
suami saat menikah maka akan semakin matang kesiapannya menjadi orang tua dan
semakin baik pula stimulasi psikososial yang diberikan. Hal ini meningkatkan
peluang perkembangan sosial anak untuk menjadi lebih baik.
Agar anak bisa tumbuh dan berkembang secara optimal maka diperlukan
upaya untuk memberikan sosialisasi mengenai kesiapan menjadi orangtua,
stimulasi psikososial, pola asuh makan dan kesehatan serta tumbuh kembang anak,
mempromosikan mengenai rumah tangga yang berperilaku hidup bersih dan sehat
(PHBS) dan penimbangan berat badan anak setiap bulan ke Posyandu serta
pemberian ASI ekslusif.
Collections
- MT - Human Ecology [2236]