Pengembangan Model Penentuan Kandungan Kimia Utama Pembentuk Flavor Biji Kopi Java Preanger Menggunakan FT-NIRS.
View/ Open
Date
2017Author
Ayu, Putri Chandra
n Budiastra, I Waya
Sutrisno
Widyotomo, Sukrisno
Metadata
Show full item recordAbstract
Kafein, trigonelin dan asam klorogenat (CGA) merupakan indikator penting
yang mempengaruhi flavor dari minuman kopi. Pada umumnya, penentuan
konsentrasi kafein, trigonelin dan CGA dilakukan menggunakan metode kimia
yang bersifat destruktif, memerlukan waktu pengerjaan yang cukup lama dan
mahal, sehingga diperlukan metode alternatif untuk penentuan kandungan tersebut
secara cepat, salah satunya yaitu dengan metode spektroskopi fourier transforminfra
merah dekat (FT-NIRS). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengembangkan model penentuan kandungan kimia utama pembentuk flavor
(kafein, trigonelin dan CGA) pada biji kopi java preanger berbasis metode FTNIRS.
Secara khusus, penelitian ini bertujuan untuk (1) membangun model
kalibrasi berbasis partial least square (PLS) dan stepwise multiple linear regression
(SMLR) untuk penentuan kandungan kafein, trigonelin dan CGA biji kopi java
preanger, dan (2) menentukan panjang gelombang dominan untuk penentuan
kandungan kafein, trigonelin dan CGA menggunakan metode stepwise multiple
linear regression (SMLR).
Sampel biji kopi java preanger (96 g) disusun dalam cawan petri.
Selanjutnya, reflektan sampel diukur menggunakan spektrometer FT-NIR pada
panjang gelombang 1000-2500 nm, dan dilanjutkan dengan pengukuran
konsentrasi kandungan kimia menggunakan liquid chromatography mass
spectrometry (LCMS). Beberapa pengolahan data spektra NIR seperti turunan
pertama, turunan kedua, multiple scatter correction (MSC), standard normal
variate (SNV) dan kombinasinya digunakan untuk meningkatkan akurasi spektra
NIR. Setelah itu, spektra yang telah diolah (n=67) dikalibrasi dengan data
kandungan kimia untuk menemukan model kalibrasi terbaik. Selanjutnya, model
kalibrasi yang diperoleh digunakan untuk memprediksi kafein, trigonelin dan CGA
pada set sampel validasi (n=33). Di sisi lain, penentuan panjang gelombang
dominan dilakukan menggunakan metode SMLR. Selanjutnya, panjang gelombang
terpilih dikalibrasi dengan data kandungan kimia menggunakan metode SMLR.
Parameter statistik yang digunakan untuk mengevaluasi model PLS dan SMLR
yang telah dibangun yaitu koefisien korelasi (r), standar eror kalibrasi (SEC),
standar eror prediksi (SEP), koefisien variasi (CV) dan rasio perbandingan SEP
dengan standar deviasi (RPD).
Hasil menunjukkan bahwa pengolahan data turunan pertama menghasilkan
bentuk spektra yang berbeda dengan spektra original. Pengolahan data turunan
pertama menghasilkan lebih banyak puncak dan lembah penyerapan kandungan
kimia. Selanjutnya, pada pengolahan data turunan kedua dihasilkan lebih banyak
puncak dan lembah penyerapan kandungan kimia dibandingkan turunan pertama,
yang mengindikasikan bahwa dengan metode ini, kandungan kimia mikro yang
dapat diidentifikasi lebih banyak. Di sisi lain, pengolahan data MSC dan SNV dapat
menghilangkan pengaruh multiplicative interference pada data yang disebabkan
oleh pengaruh scatter, ukuran partikel sampel dan rongga udara antar sampel biji
kopi. Kombinasi pengolahan data turunan pertama atau kedua dengan MSC
menghasilkan spektra dengan bentuk yang mirip dengan spektra hasil olahan
turunan pertama atau kedua, namun, perbedaan nilai penyerapannya menurun
disebabkan oleh pengaruh MSC yang dapat mengkoreksi faktor scatter pada sampel
biji kopi.
Model berbasis PLS 7 faktor dengan kombinasi pengolahan data turunan
pertama dan MSC dapat memprediksi secara akurat kandungan kafein biji kopi java
preanger (r=0,946 ; CV=1,54% ; RPD=2,28). Model berbasis PLS 4 faktor dengan
kombinasi pengolahan data turunan kedua dan MSC dapat memprediksi dengan
tepat kandungan trigonelin biji kopi java preanger (r=0,9748 ; CV=1,63% ;
RPD=2,98). Model berbasis PLS 4 faktor dengan pengolahan data turunan kedua
dapat digunakan untuk memprediksi kandungan CGA biji kopi java preanger
(r=0,936 ; CV=2,75% ; RPD=2,27). Selanjutnya, model berbasis SMLR dengan 25
panjang gelombang terpilih, pada rentang 1000 – 1125 nm, dapat digunakan untuk
memprediksi kandungan kafein biji kopi java preanger (r=0,908 ; CV=1,93% ;
RPD=1,84) dan model berbasis SMLR dengan 24 panjang gelombang terpilih, pada
rentang 1019 – 1334 nm, dapat memprediksi kandungan CGA (r=0,949 ;
CV=2,41% ; RPD=2,59).
Collections
- MT - Agriculture Technology [2168]