dc.description.abstract | Penelitian terdiri atas dua tahap yaitu in vitro dan in vivo. Tahap in vitro dilakukan untuk mengetahui konsentrasi sari belimbing wuluh yang tepat untuk diberikan pada puyuh. Tahap in vivo dilakukan untuk mengevaluasi penggunaan sari belimbing wuluh (SBW) dalam campuran air minum puyuh terhadap status E. coli usus dan profil leukosit. Keempat perlakuan pada penelitian in vivo adalah P0 (Ransum komersil + air minum dengan Vita Chick) P1 (ransum komersil + air minum dengan 0% SBW), P2 (ransum komersil + air minum dengan 2.5% SBW), P3 (ransum komersil + air minum dengan 5% SBW). Peubah yang diukur pada tahap in vitro adalah konsentrasi sari belimbing wuluh yang sesuai untuk air minum puyuh dan peubah yang diukur pada tahap in vivo adalah konsumsi air minum puyuh, koloni E. coli digesta usus dan profil leukosit. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) 3 perlakuan (P1, P2, P3) dengan ulangan tidak sama dan setiap ulangan menggunakan 13 ekor puyuh. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi maksimal sari belimbing wuluh yang dapat ditambahkan dalam air minum puyuh adalah 5%. Setiap penambahan konsentrasi sari belimbing wuluh pada air minum maksimal 5% dapat menurunkan jumlah koloni E. coli pada digesta usus puyuh dan perlakuan tersebut tidak memberikan pengaruh terhadap perubahan profil leukosit. | id |