Analisis Genotipe dan Fenotipe Ikan Tengadak Barbonymus schwanenfeldii Hasil Hibridisasi.
View/ Open
Date
2017Author
Sukma, Firda Amalia
Carman, Odang
Ath-Thar, M H Fariddudin
Metadata
Show full item recordAbstract
Ikan tengadak (Barbonymus schwanenfeldii) adalah salah satu jenis ikan air
tawar lokal Indonesia yang tersebar di Kalimantan, Sumatera, dan Jawa.
Permasalahan pada ikan tengadak ialah kegiatan budidaya yang belum
berkembang, pertumbuhan yang lambat, sintasan rendah, dan tingginya tingkat
penangkapan yang mengakibatkan populasi ikan mulai menurun. Perbaikan teknik
budidaya sedang dikembangkan untuk mengantisipasi kelangkaan stok ikan di
alam. Salah satu cara dalam meningkatkan jumlah produksi ikan tengadak ialah
dengan hibridisasi. Hibridisasi dapat meningkatkan keragaan genetik sehingga
menghasilkan keturunan dengan kualitas lebih baik. Penelitian ini bertujuan untuk
menganalisis karakter genotipe dan fenotipe hibrida ikan tengadak hasil
persilangan antara induk asal Jawa dengan Kalimantan serta resiproknya. Ikan
tengadak yang digunakan terdiri dari ikan tengadak asal Jawa (J), hibrida (JK),
dan resiproknya (KJ), serta asal Kalimantan (K). Analisis genotipe dengan metode
RAPD menggunakan tiga jenis primer (OPA 08, OPA 09, dan OPC 02) dan 8˗15
sampel uji untuk setiap populasi. Analisis biometrik dengan metode Truss
Morfometrik dengan 30 sampel ikan dari masing-masing populasi. Untuk data
penunjang, yaitu kinerja pertumbuhan dan tingkat kelangsungan hidup diukur
selama pemeliharaan 40 hari dengan padat tebar 10 ekor 20 L-1. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa, analisis performa genotipe hibrida hasil persilangan antara
♀ Jawa × ♂ Kalimantan memiliki nilai polimorfisme dan heterozigositas yang
lebih tinggi dibandingkan resiproknya dan menunjukkan bahwa peranan induk
jantan lebih dominan. Analisis kinerja fenotipe hibrida hasil persilangan antara ♀
Jawa × ♂ Kalimantan memiliki keragaman genetik yang lebih tinggi dengan
tingkat kelangsungan hidup yang lebih baik dan efek positif heterosis pada
parameter pertumbuhan panjang mutlak dibandingkan dengan resiproknya.
Berdasarkan analisis genotipe dan fenotipe yang telah dilakukan, dapat
disimpulkan bahwa hibrida hasil persilangan antara ♀ Jawa × ♂ Kalimantan
menunjukkan adanya peningkatan kinerja dengan nilai yang lebih tinggi pada
polimorfisme, heterozigositas, keragaman genetik, heterosis pertumbuhan
panjang mutlak, dan tingkat kelangsungan hidup 100% dibandingkan dengan
resiproknya.