Induksi Kalus Embriogenik Bawang Merah Kultivar Bima Curut pada Beberapa Taraf 2,4 D dan Maturasi Embrio Somatik dengan Bahan Pemadat.
Abstract
Penelitian ini bertujuan mendapatkan konsentrasi 2,4 D terbaik untuk
mengiduksi kalus embriogenik dan konsentrasi terbaik bahan pemadat media
sebagai pengatur potensial air media pada tahap maturasi embrio somatik dari
bawang merah kultivar Bima Curut. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli 2016
sampai dengan bulan Januari 2017 yang bertempat di Laboratorium Bioteknologi
3 Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian Institut Pertanian
Bogor. Penelitian ini tersusun dari 2 rancangan percobaan, percobaan pertama
menggunakan RKLT faktor tunggal konsentrasi 2,4 D dengan 5 taraf perlakuan (0
ppm, 0,5 ppm, 1 ppm, 1,5 ppm dan 2 ppm) dan masing-masing taraf terdapat 10
ulangan sehingga terdapat 50 satuan percobaan. Percobaan kedua menggunakan
RKLT 2 faktor percobaan, yaitu asal kalus dari konsentrasi awal 2,4 D dan
konsentrasi bahan pemadat dengan 3 taraf perlakuan (7 g l-1, 9 g l-1, dan 11 g l-1).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tunas yang diinkubasi pada media tanpa
penambahan 2,4 D tidak menghasilkan kalus. Waktu berkalus rata-rata adalah saat
7,65 HSP, peningkatan konsentrasi 2,4 D yang ditambahkan pada media tidak
mempercepat waktu kalus terbentuk. Penambahan 2,4 D dengan beberapa taraf
konsentrasi dalam media kultur berpengaruh sangat nyata meningkatkan
persentase berkalus dan berpengaruh nyata terhadap peubah warna kalus,
persentase tekstur kalus remah, persentase tekstur kalus kompak, bobot kalus,
diameter kalus dan persentase kalus embriogenik. Konsentrasi awal 2,4 D terbaik
untuk menghasilkan persentase kalus embriogenik beregenerasi dan jumlah
embrio somatik maksimal berdasarkan model regresi kuadratik adalah konsentrasi
1,35 ppm. Persamaan garis yang digunakan adalah y=0,08686+1,239x-0,4543x2
(persentase kalus embriogenik beregenerasi) dan y=3,688+36,61x-13,67x2
(jumlah embrio somatik) secara berurutan dengan konsentrasi tersebut mampu
menghasilkan persentase kalus beregenerasi sebesar 93,15% dan jumlah embrio
somatik terbentuk sebanyak 28,20 embrio. Penggunaan bahan pemadat sebagai
osmotikum mampu menghasilkan embrio somatik dewasa dari bawang merah
kultivar Bima Curut berkecambah membentuk tunas dan akar. Bahan pemadat
berpengaruh nyata terhadap peubah jumlah embrio somatik dan jumlah tunas
terbentuk. Asal kalus dari konsentrasi awal 2,4 D menunjukkan pengaruh nyata
terhadap peubah jumlah tunas terbentuk, jumlah tunas berakar, dan persentase
tunas normal. Tidak ada interaksi yang nyata antara asal kalus dan konsentrasi
bahan pemadat. Selama masa inkubasi pada tahap maturasi selama 4 minggu
peubah jumlah embrio somatik dan jumlah tunas terbentuk menunjukkan
peningkatan yang tidak berbeda nyata setiap minggunya. Konsentrasi agar 11 g l-1
mampu menghasilkan persentase tunas normal mencapai 66,01% dan persentase
embrio somatik berkecambah 33,30% yang berjumlah hingga 2,23 embrio
somatik berkecambah per botol kultur.