Karakterisasi Protein Ikan Gabus (Channa striata) dan Kajian Potensinya sebagai Antihiperglikemik

Abstract

Ikan gabus memiliki kandungan protein yang tinggi dan dapat dimanfaatkan sebagai antioksidan dan antidiabetes. Guna meningkatkan kadar protein dan keberadaan asam amino pada ikan gabus, maka teknik pengolahan dengan hidrolisis dan fermentasi dipilih dalam penelitian ini. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan mengevaluasi karakteristik dari protein ikan gabus dan potensinya sebagai antihiperglikemik. Penelitian ini dilakukan dalam tiga tahapan, yaitu tahap 1 adalah ekstraksi dan penentuan konsentrasi crude enzim bromelin pada pembuatan hidrolisat protein ikan gabus, tahap 2 adalah pembuatan hidrolisat, isolat fermentasi dan isolat non fermentasi protein ikan gabus dan tahap 3 adalah pembuatan biskuit dengan memanfaatkan protein ikan gabus. Penelitian ini menggunakan 3 sampel yaitu: hidrolisat, isolat fermentasi dan isolat non fermentasi protein ikan gabus. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL). Data yang diperoleh dianalisis dengan analysis of variance (ANOVA). Kemudian dilanjutkan dengan uji beda Duncan pada taraf 5% untuk mengetahui perbedaan antar perlakuan. Penelitian ini menghasilkan hidrolisat yang memiliki kadar protein lebih tinggi yaitu sebesar 80.71 %bb, dibandingkan isolat fermentasi dan isolat non fermentasi masing-masing sebesar 75.52 dan 70.78 %bb. Pada konsentrasi 10 000 ppm, hidrolisat memiliki daya hambat paling besar sekitar 74%, sedangkan isolat fermentasi menghambat 59% dan isolat non fermentasi menghambat 56%. Hidrolisat memiliki kandungan asam amino sebesar 51.15 %b/b, lebih tinggi dibandingkan isolat fementasi dan isolat non fermentasi masing-masing sebesar 44.34 dan 32.00 %b/b. Hidrolisat juga memiliki fraksi dengan berat molekul terendah yaitu <10 KDa, dari hasil tersebut hidrolisat hasil hidrolisis menggunakan crude enzim bromelin mampu memecah fraksi peptida dari protein ikan gabus, sehingga mampu meningkatkan daya hambat terhadap enzim α-glukosidase. Dengan demikian hidrolisat memiliki potensi antihiperglikemik lebih tinggi dibandingkan isolat fermentasi maupun non-fermentasi.