Aplikasi Probiotik Multispesies Melalui Pakan pada Budidaya Ikan Nila (Oreochromis niloticus) untuk Pencegahan Penyakit Streptococcosis
View/ Open
Date
2017Author
Destianingrum, Nurin Dalilah Ayu
Yuhana, Munti
Lusiastuti, Angela Mariana
Metadata
Show full item recordAbstract
Streptococcosis merupakan salah satu penyakit yang seringkali muncul pada
kegiatan budidaya ikan nila. Penyakit ini disebabkan oleh patogen Streptococcus
agalactiae. Salah satu upaya yang dapat diterapkan sebagai pencegahan infeksi
patogen S. agalactiae terhadap potensi produksi intensif optimal budidaya ikan
nila adalah aplikasi probiotik yang disuplementasi pada pakan. Aplikasi probiotik
secara tunggal menghasilkan respons positif terhadap peningkatan respons
pertumbuhan dan respons imun inang, akan tetapi aplikasi kombinasi probiotik
multispesies yang saling bersinergis dapat memberikan hasil lebih baik dalam
menstimulasi pertumbuhan serta sistem imun organisme budidaya. Efektivitas
aplikasi probiotik dipengaruhi oleh komposisi probiotik, konsentrasi yang
digunakan, viabilitas sel probiotik selama penyimpanan dan pelekatan ketika
berada dan bekerja pada saluran pencernaan inang. Salah satu teknik yang dapat
digunakan untuk mempertahankan viabilitas sel probiotik yaitu teknik
mikroenkapsulasi. Tahap I penelitian ini bertujuan untuk menentukan kombinasi
probiotik terbaik yang disuplementasi melalui pakan dan tahap II untuk
menentukan aplikasi terbaik dari pemberian mikrokapsul probiotik dan probiotik
tanpa mikrokapsul untuk pencegahan streptococcosis.
Kombinasi probiotik yang digunakan pada penelitian ini adalah Bacillus
cereus P22 CipR, Bacillus subtilis ND2 CefR, Staphylococcus lentus L1k TetR.
Tahap I, pengujian kombinasi probiotik disuplementasi pada pakan dengan dosis
1 % dan diberikan selama 14 hari. Perlakuan meliputi K- (kontrol negatif), K+
(kontrol positif), perlakuan kontrol tanpa suplementasi probiotik, K1 (kombinasi
P22 CipR dan ND2 CefR), K2 (kombinasi ND2 CefR dan L1k TetR), K3
(kombinasi P22 CipR dan L1k TetR) dan K4 (kombinasi P22 CipR, ND2 CefR dan
L1k TetR), pada hari ke 15 semua perlakuan kecuali K-, diinjeksi dengan S.
agalactiae N14G RifR dengan kepadatan sel 104 CFU mL-1 sebanyak 0.1 ml per
ekor secara intraperitoneal. Pengamatan dilakukan hingga hari ke 21. Hasil
kombinasi terbaik tahap 1 diaplikasikan pada tahap II. Tahap II, pengujian
mikrokapsul kombinasi probiotik dan kombinasi probiotik tanpa mikrokapsul,
yang disuplementasi pada pakan dengan dosis 1 % dan diberikan selama 14 hari.
Perlakuan meliputi K- (kontrol negatif), K+ (kontrol positif), perlakuan kontrol
tanpa suplementasi mikrokapsul probiotik, PM (mikrokapsul probiotik
multispesies) dan PNM (non mikrokapsul probiotik multispesies), pada hari ke 15
semua perlakuan kecuali K-, diinjeksi dengan S. agalactiae N14G RifR, kepadatan
sel 104 CFU mL-1 sebanyak 0.1 mL per ekor secara intraperitoneal dan
pengamatan dilakukan hingga hari ke 21.
Hasil penelitian tahap I menunjukkan setiap perlakuan kombinasi probiotik
mampu meningkatkan respons pertumbuhan dan respons imun ikan nila yang
diinfeksi S. agalactiae N14G RifR. Perlakuan K3 menunjukkan kelangsungan
hidup terbaik sebesar 89.33±6.11 %, laju pertumbuhan spesifik tertinggi sebesar
2.37±0.02 % dan konversi pakan terendah 1.26±0.03. Berdasarkan pengamatan
respons imun (indeks fagositik, aktivitas respiratory burst dan aktivitas lisozim)
menunjukkan nilai berfluktuasi, setiap perlakuan kombinasi probiotik mengalami
peningkatan respons imun yang berbeda nyata (P<0.05) terhadap kontrol. Nilai
respons imun tertinggi digambarkan pada perlakuan K3 (kombinasi P22 CipR dan
L1k TetR). Nilai indeks fagositik 64.00±2.65 %, aktivitas respiratory burst
0.07±0.00 OD dan aktivitas lisozim 90.94±11.39 IU mL-1 menit-1. Berdasarkan
monitoring populasi sel bakteri patogen diperoleh bahwa keberadaan populasi
probiotik pada organ target, perlakuan K3 mampu menekan pertumbuhan S.
agalactiae lebih baik diantara perlakuan lainnya.
Hasil tahap II menunjukkan bahwa perlakuan PM (mikrokapsul kombinasi
probiotik P22 CipR dan L1k TetR) merupakan aplikasi terbaik dalam
meningkatkan kelangsungan hidup sebesar 97.33±2.31 % laju pertumbuhan
spesifik tertinggi sebesar 2.50±0.06 % dan konversi pakan terendah 1.26±0.03.
Berdasarkan pengamatan respons imun (indeks fagositik, aktivitas respiratory
burst dan aktivitas lisozim) perlakuan PM mampu meningkatkan respons imun
lebih baik. Nilai indeks fagositik 66.67±1.15 %, aktivitas respiratory burst
0.08±0.00 OD dan aktivitas lisozim 108.67±2.44 IU mL-1 menit-1. Berdasarkan
monitoring populasi sel bakteri patogen pada organ target didapati PM lebih baik
dalam menekan pertumbuhan populasi S. agalactiae N14G RifR. Hasil monitoring
pertumbuhan populasi sel probiotik PM yang lebih tinggi dari pada perlakuan
kontrol pada saluran pencernaan mampu memberikan efek optimal dalam
peningkatan respons imun dan respons pertumbuhan ikan nila.
Collections
- MT - Fisheries [2934]