dc.description.abstract | Aktivitas agroindustri gula, terdapat ketidakpercayaan petani dalam sistem
pengukuran hasil rendemen gula yang mempengaruhi kinerja dan pendapatan
petani. Tujuan penelitian ini adalah: 1) menganalisis faktor-faktor yang
mempengaruhi rendemen tebu; 2) membangun model prediksi rendemen; 3)
membangun model produktivitas bagi hasil; 4) menganalisis kelembagaan untuk
meningkatkan produktivitas bagi hasil; dan 5) menyusun strategi sebagai
rekomendasi untuk meningkatkan produktivitas bagi hasil. Metode yang
digunakan berdasarkan pendekatan sistem, regresi linier berganda menggunakan
SPSS dan pendekatan fungsi produksi, ISM dan SWOT-AHP, serta verifikasi dan
validasi berdasarkan justifikasi dari pakar.
Hasil penelitian adalah kualitas tebu, brik dan pol menjadi faktor yang
mempengaruhi rendemen. Model prediksi rendemen memperoleh nilai 7.17% dan
r2 100%. Model produktivitas bagi hasil yang terpilih adalah model skema ke-2
yaitu 66:34 rendemen <6%; 70:30 rendemen 6.01%-7.00%, 72.5:27.5 rendemen
7.01%-8.00% dan 75:25 rendemen >8.01% dan sistem beli putus. Model
produktivitas bagi hasil disimulasikan pada kondisi rendemen tebu yang berbeda
dan menghitung nilai keuntungan petani. Keuntungan petani pada saat hasil
prediksi rendemen 7.17% untuk model skema ke-2 yaitu Rp12 293 991/ha dan
sistem beli putus yaitu Rp11 631 884/ha. Analisis kelembagaan dalam kemitraan
diperoleh satu sub elemen kunci tujuan yaitu keadilan antara petani dan PG; dua
sub elemen kunci kendala adalah belum tersedianya pengukuran rendemen secara
individu yang lebih akurat dan terpercaya dan ketidaktersediaan lembaga
pendukung; empat sub elemen kunci kebutuhan ketersediaan alat untuk mengukur
rendemen tebu secara individu (core sampler), tersedianya perjanjian kontrak
kerjasama, adanya tim pengawas dan pengamat rendemen, dan adanya undangundang
tentang bagi hasil; dan satu sub elemen kunci pelaku yaitu Lembaga
peneliti. Usulan strategi yang terpilih untuk produktivitas bagi hasil adalah
pengelolaan lahan tebu yang terintegrasi dengan pengelolaan pabrik dengan nilai
bobot 0.170 dan sistem beli putus dengan nilai bobot 0.116. | id |