Show simple item record

dc.contributor.advisorMarimin
dc.contributor.advisorSukardi
dc.contributor.authorCahyani, Wahyu Kanti Dwi
dc.date.accessioned2017-11-03T07:44:48Z
dc.date.available2017-11-03T07:44:48Z
dc.date.issued2017
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/88321
dc.description.abstractAktivitas agroindustri gula, terdapat ketidakpercayaan petani dalam sistem pengukuran hasil rendemen gula yang mempengaruhi kinerja dan pendapatan petani. Tujuan penelitian ini adalah: 1) menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi rendemen tebu; 2) membangun model prediksi rendemen; 3) membangun model produktivitas bagi hasil; 4) menganalisis kelembagaan untuk meningkatkan produktivitas bagi hasil; dan 5) menyusun strategi sebagai rekomendasi untuk meningkatkan produktivitas bagi hasil. Metode yang digunakan berdasarkan pendekatan sistem, regresi linier berganda menggunakan SPSS dan pendekatan fungsi produksi, ISM dan SWOT-AHP, serta verifikasi dan validasi berdasarkan justifikasi dari pakar. Hasil penelitian adalah kualitas tebu, brik dan pol menjadi faktor yang mempengaruhi rendemen. Model prediksi rendemen memperoleh nilai 7.17% dan r2 100%. Model produktivitas bagi hasil yang terpilih adalah model skema ke-2 yaitu 66:34 rendemen <6%; 70:30 rendemen 6.01%-7.00%, 72.5:27.5 rendemen 7.01%-8.00% dan 75:25 rendemen >8.01% dan sistem beli putus. Model produktivitas bagi hasil disimulasikan pada kondisi rendemen tebu yang berbeda dan menghitung nilai keuntungan petani. Keuntungan petani pada saat hasil prediksi rendemen 7.17% untuk model skema ke-2 yaitu Rp12 293 991/ha dan sistem beli putus yaitu Rp11 631 884/ha. Analisis kelembagaan dalam kemitraan diperoleh satu sub elemen kunci tujuan yaitu keadilan antara petani dan PG; dua sub elemen kunci kendala adalah belum tersedianya pengukuran rendemen secara individu yang lebih akurat dan terpercaya dan ketidaktersediaan lembaga pendukung; empat sub elemen kunci kebutuhan ketersediaan alat untuk mengukur rendemen tebu secara individu (core sampler), tersedianya perjanjian kontrak kerjasama, adanya tim pengawas dan pengamat rendemen, dan adanya undangundang tentang bagi hasil; dan satu sub elemen kunci pelaku yaitu Lembaga peneliti. Usulan strategi yang terpilih untuk produktivitas bagi hasil adalah pengelolaan lahan tebu yang terintegrasi dengan pengelolaan pabrik dengan nilai bobot 0.170 dan sistem beli putus dengan nilai bobot 0.116.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcEconomicsid
dc.subject.ddcAgricultural Economicsid
dc.subject.ddc2016id
dc.subject.ddcSidoarjo, Jawa Timurid
dc.titleModel Produktivitas Bagi Hasil Agroindustri Gula Tebu dalam Kemitraan antara Petani dan Perusahaan: Studi kasus di PG Kremboong, Sidoarjo.id
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordproduktivitas bagi hasil (scanlon planid
dc.subject.keywordkelembagaan kemitraanid
dc.subject.keywordagroindustri gulaid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record