Show simple item record

dc.contributor.advisorAstuti, Dewi Apri
dc.contributor.advisorKhotijah, Lilis
dc.contributor.authorAnggraeny, Any
dc.date.accessioned2017-11-03T07:30:37Z
dc.date.available2017-11-03T07:30:37Z
dc.date.issued2017
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/88276
dc.description.abstractKambing yang sedang tumbuh memerlukan pakan yang berkualitas untuk menunjang pertumbuhannya. Pemberian ransum starter dengan kandungan protein sesuai kebutuhan dan penggunaan bahan baku bungkil kedelai akan menyebabkan biaya produksi yang meningkat. Jangkrik merupakan salah satu serangga yang dapat dijadikan sebagai bahan pakan sumber protein alternatif, dengan kandungan protein kasar 44.60%, lemak kasar 38.30%, asam amino esensial dan asam lemak yang bervariasi. Jangkrik dipisahkan kepala, sayap dan kaki untuk mengurangi kandungan kitin yang dimiliki, karena kitin dapat menurunkan kecernaan dan mengganggu pertumbuhan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi penggunaan tepung jangkrik rendah kitin sebagai substitusi 50% dan 100% bungkil kedelai dalam ransum starter anak kambing lepas sapih. Penelitian ini dilakukan menggunakan dua belas ekor kambing Peranakan Etawah lepas sapih berumur 3 bulan dengan Rancangan Acak Kelompok (RAK) 3 perlakuan 4 kelompok. Pelakuan terdiri dari P0: konsentrat mengandung 30% bungkil kedelai (kontrol), P1: konsentrat mengandung tepung jangkrik 50% menggantikan bungkil kedelai, dan P2: konsentrat mengandung tepung jangkrik 100% menggantikan bungkil kedelai. Peubah yang diamati yaitu konsumsi bahan kering dan nutrien, fermentabilitas rumen, neraca protein, metabolit darah, diferensisasi leukosit, dan performa. Hasil penelitian menunjukan bahwa substitusi bungkil kedelai dengan tepung jangkrik tidak berpengaruh terhadap konsumsi bahan kering, protein kasar, serat kasar, kalsium, dan fosfor, sedangkan perlakuan berpengaruh signifikan (P<0.05) terhadap konsumsi lemak kasar. Pemberian ransum perlakuan nyata meningkatkan konsumsi lemak kasar, perlakuan P2 lebih tinggi dari perlakuan lain dengan jumlah konsumsi lemak kasar yaitu 57.35 g e-1 h-1. Tidak terdapat perbedaan nyata antar perlakuan pada kadar VFA total, persentase propionat, butirat, kadar amonia, kecernaan protein, retensi protein, dan efisiensi penggunaan protein. Kinetika metabolit darah dilakukan pada waktu yang berbeda yaitu sebelum makan, 1, 2, dan 4 jam setelah makan dan hasil menunjukan kinetika glukosa dan total protein tidak terdapat perbedaan yang nyata antar pelakuan. Penggunaan tepung jangkrik sebagai pengganti bungkil kedelai dalam ransum meningkatkan kadar kolesterol darah, pada P1 dan P2 meminiki kadar kolestrol darah lebih tinggi yaitu 110.43 dan 127.49 mg dl-1 dari kontrol yaitu 84.83 mg dl-1. Persentase diferensisasi leukosit tidak berbeda antar pelakuan dan masih dalam kadar normal pada kambing tumbuh dengan kisaran masing- masing yaitu limfosit 75.76- 77.69%, neutrofil 17.63- 20.03%, monosit 1.25-1.74%, eosinofil 0.97- 1.74%, dan basophil 1.20-1.88%. Pertambahan bobot badan harian dan efisiensi penggunaan pakan tidak berbeda antar pelakuan yaitu pada kisaran 123.41- 136.52 g e-1 h-1 dan 17.48- 19.47%. Nilai efisiensi yang semakin tinggi mampu mempercepat pencapaian target bobot badan.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcAnimal Husbandryid
dc.subject.ddcGoatsid
dc.subject.ddc2015id
dc.subject.ddcBogor, Jawa Baratid
dc.titlePenggunaan Tepung Jangkrik sebagai Sumber Protein Substitusi Bungkil Kedelai dalam Ransum Starter Anak Kambing Lepas Sapihid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordanak kambing lepas sapihid
dc.subject.keywordbungkil kedelaiid
dc.subject.keywordproteinid
dc.subject.keywordransum starterid
dc.subject.keywordtepung jangkrikid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record