Identifikasi Senyawa Sitotoksik dan Antioksidan dari Berbagai Jenis Bekatul dengan Pendekatan Metabolomik
View/ Open
Date
2017Author
Tuarita, Mirna Zena
Sukarno
Yuliana, Nancy Dewi
Budijanto, Slamet
Metadata
Show full item recordAbstract
Masyarakat Indonesia dan Jepang dikenal sebagai konsumen nasi dengan
volume yang cukup tinggi. Tingginya konsumsi beras menghasilkan produk
samping dari penggilingan beras, yakni bekatul, yang tinggi pula. Bekatul dapat
berasal dari berbagai varietas beras. Di Indonesia dikenal beberapa jenis beras
yang dibudidayakan yakni beras merah, beras putih, dan beras hitam. Umumnya,
komponen bioaktif berupa senyawa fitokimia terakumulasi di bagian perikarp dan
testa atau bran kernel beras. Komponen fitokimia yang terakumulasi ini
mengandung pigmen tertentu dan berhubungan dengan warna beras seperti merah,
ungu, maupun hitam (Muntana dan Prasong 2010).
Beberapa penelitian menunjukkan bekatul mengandung senyawa bioaktif
seperti tokotrienol-tokoferol, γ-oryzanol, dan β-sitosterol (Ryan 2011; Henderson
et al. 2012), antioksidan fenolik (Chanphrom 2007; Sompong et al. 2011), β-
karoten (Chanphrom 2007), dan antosianin (bekatul beras hitam dan ketan hitam)
(Yawadio et al. 2007). Penelitian-penelitian terhadap senyawa bioaktif bekatul
telah banyak dilakukan akan tetapi belum dilakukan penelitian untuk melihat
korelasi antara senyawa bioaktif dengan aktivitas sitotoksik dan antioksidan
bekatul dari berbagai varietas beras menggunakan pendekatan metabolomik.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi senyawa-senyawa
bioaktif bekatul tersebut yang berkorelasi dengan aktivitas sitotoksik dan aktivitas
antioksidan menggunakan pendekatan metabolomik.
Pendekatan metabolomik merupakan analisis komperehensif dan kuantitatif
komponen dari seluruh metabolit di dalam sampel (Dettmer et al. 2007). Data
yang diperoleh sebagai hasil analisis metabolomik adalah data yang jumlahnya
cukup besar sehingga diperlukan analisis data multivariat sebagai interpretasi
data. Salah satu cara analisis data multivariat adalah orthogonal projection to
latent structure (OPLS) yang digunakan untuk melihat korelasi antara profil kimia
dengan aktivitas biologis. Analisis OPLS menunjukkan beberapa plot seperti
score plot, kurva S-plot, dan Y related coefficient plot (Yuliana et al. 2011).
Hasil uji aktivitas sitotoksik yang dianalisis menggunakan MTT assay
menunjukkan nilai IC50 terendah terhadap sel WiDr ditemukan pada ekstrak
bekatul beras hitam sebesar 213.68 μg/mL, diikuti oleh ekstrak bekatul beras
merah, beras Jepang, dan beras putih, masing-masing sebesar 252.08 μg/mL,
631.60 μg/mL, dan 768.28 μg/mL. Sedangkan hasil analisis aktivitas antioksidan
menunjukkan nilai IC50 pada ektrak metanol bekatul beras hitam lebih rendah
dibandingkan dengan bekatul beras merah, beras putih, dan beras Jepang, masingmasing
sebesar 67.58 μg/mL, 82.50 μg/mL, 410.02 μg/mL, dan 1108.71 μg/mL.
Analisis multivariat data dengan OPLS menunjukkan asam protokatekat dan
senyawa-senyawa monosakarida berupa D-Glukosa, D-(-)Fruktosa, dan DManosa
serta oligosakarida berupa α-D Glukopiranosid merupakan senyawasenyawa
yang dominan pada ekstrak yang aktif. Karbohidrat dalam bentuk
6
monosakarida tidak dilaporkan memiliki bioaktivitas sitotoksik terhadap sel
kanker maupun aktivitas antioksidan, sehingga dalam penelitian ini diduga
komponen aktif yang berperan terhadap aktivitas antioksidan dan aktivitas
sitotoksik sel kanker kolon WiDr pada bekatul adalah sejenis oligo/polisakarida
yang terkonjugasi dengan komponen fenolik. Berdasarkan analisis GC-MS,
senyawa-senyawa monosakarida muncul pada waktu retensi 9.80 menit
sedangkan asam protokatekat muncul pada waktu retensi 7.83 menit. Hasil
penelitian menunjukkan bekatul beras hitam Cempo Ireng (Oryza sativa L. indica)
memiliki aktivitas sitotoksik terhadap sel kanker kolon WiDr dan aktivitas
antioksidan terbaik dibandingkan dengan bekatul bekatul beras merah Cere
(Oryza nivara), bekatul beras putih Ciherang (Oryza sativa), dan bekatul beras
Jepang (beras Japonica).
Collections
- MT - Agriculture Technology [2272]