Show simple item record

dc.contributor.advisorArifin, Hadi Susilo
dc.contributor.advisorArifin, Nurhayati HS
dc.contributor.authorPusparini, Flourentina Dwiindah
dc.date.accessioned2017-08-14T02:56:58Z
dc.date.available2017-08-14T02:56:58Z
dc.date.issued2017
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/87866
dc.description.abstractKota Bogor terpilih sebagai salah satu Kota Pusaka di Indonesia pada tahun 2012. Kota Pusaka adalah istilah kota yang menempatkan kegiatan pelestarian pusaka (heritage) menjadi strategi utama menuju kota berkelanjutan (Piagam Pelestarian dan Pengelolaan Pusaka Indonesia 2003). Rencana Tata Ruang dan Wilayah yang dimiliki kota didorong untuk dapat mewujudkan Kota Pusaka melalui peningkatan kualitas dan kuantitas Kawasan Pusaka. Lanskap ruang terbuka publik merupakan bagian yang tak terpisahkan dari Kawasan Pusaka Kota Bogor. Keberadaannya mendukung pelestarian di Kawasan Pusaka. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis lanskap ruang terbuka publik di Kawasan Pusaka Kota Bogor, menganalisis persepsi dan preferensi masyarakat terhadap lanskap ruang terbuka publik di Kawasan Pusaka Kota Bogor, dan menyusun strategi pengelolaan lanskap ruang terbuka publik di Kawasan Pusaka Kota Bogor. Penelitian ini dilakukan di 8 zona di Kawasan Pusaka Kota Bogor. Sintesis strategi pengelolaan dilakukan dengan kuesioner Analitical Hirarchy Process (AHP) dan produk akhir berupa rekomendasi strategi pengelolaan ruang terbuka publik di Kota Pusaka Bogor. Lanskap ruang terbuka publik di Kawasan Pusaka Bogor terdiri atas 40 lanskap ruang terbuka publik bersejarah dan 14 lanskap ruang terbuka publik pendukung Kawasan Pusaka. Bentuk ruang terbuka publik yang hampir selalu ada di setiap zona adalah jalur pejalan kaki, taman dan koridor tepi sungai/situ. Berdasarkan survei kepada 50 responden pengunjung ruang terbuka publik di Kawasan Pusaka, sebanyak 52% belum mengetahui istilah Kota Pusaka dan 58% tidak mengetahui Bogor sebagai Kota Pusaka. Preferensi jenis ruang terbuka publik yang dibutuhkan adalah jalur pejalan kaki, taman dan plasa. Permasalahan di ruang terbuka publik di Kawasan Pusaka Kota Bogor adalah keberadaan PKL yang tidak tertata, vandalisme dan kebersihan. Hasil sintesis AHP menunjukkan bahwa prioritas fungsi pengelolaan ruang terbuka publik di setiap zona di Kawasan Pusaka berbeda tergantung pada karakter setiap zona. Secara keseluruhan zona Istana dan Kebun Raya Bogor merupakan zona yang diprioritaskan pertama dalam pengelolaan ruang terbuka publik, kemudian Situ Gede, Plan Karsten, Permukiman Eropa, Suryakencana, Batu Tulis, Empang dan Pengembangan Barat. Secara keseluruhan fungsi ekologi menjadi fungsi utama dalam pengelolaan ruang terbuka publik kemudian fungsi sosial budaya, fungsi ekonomi dan fungsi estetika. Rekomendasi penelitian antara lain penguatan sinergi aktor pengelola ruang terbuka publik, pemberian status hukum terhadap ruang terbuka publik bersejarah, konservasi kawasan strategis lingkungan kota, pelestarian arsitektur lanskap bersejarah, penataan sektor informal, edukasi sejarah dan budaya kota, dan perbaikan infrastruktur ruang terbuka publik.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcLandscapeid
dc.subject.ddcOpen Spacesid
dc.subject.ddc2016id
dc.subject.ddcBogor, Jawa Baratid
dc.titlePengelolaan Lanskap Ruang Terbuka Publik di Kota Pusaka Bogorid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordKota Bogorid
dc.subject.keywordlanskap pusakaid
dc.subject.keywordmenejemen lanskapid
dc.subject.keywordpersepsi masyarakatid
dc.subject.keywordruang terbuka publikid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record