Karakterisasi dan Penapisan Senyawa Bioaktif Cacing Laut (Siphonosoma australe-australe) dari Perairan Sulawesi Tenggara
Abstract
Cacing laut (Siphonosoma australe-australe) disebut juga dengan cacing
kacang (Peanut worm) atau dikenal dengan “Sipou” oleh masyarakat Sulawesi
Tenggara. Cacing laut hidup pada daerah berpasir dan memiliki panjang berkisar
antara 12-25 cm. Masyarakat Toronipa umumnya mengkonsumsi cacing laut
sebagai obat tradisional karena dipercaya dapat menyembuhkan berbagai penyakit
misalnya diare, penyembuh luka dalam, dan mengatur fungsi lambung dan limpa.
Tujuan penelitian ini adalah karakterisasi cacing laut, menentukan aktivitas
antioksidan, inhibitor α-glukosidase, antiinflamasi, antibakteri pada ekstrak cacing
laut dan komponen bioaktif ekstrak metanol, etil asetat, dan hasil frezedrying
cacing laut.
Penelitian ini terbagi menjadi empat tahapan, yaitu tahap pertama
karakterisasi yang meliputi identifikasi bahan baku, analisis komposisi kimia,
asam amino, asam lemak, mineral dan logam menggunakan analisis deskriptif.
Tahap kedua yaitu ekstraksi daging cacing laut menggunakan pelarut metanol, etil
asetat dan hasil frezedrying. Tahap ketiga yaitu penentuan aktivitas antioksidan,
α-glukosidase, antiinflamasi, dan antibakteri cacing laut menggunakan Rancangan
Acak Lengkap (RAL) dengan uji lanjut Duncan. Tahap keempat yaitu penentuan
golongan senyawa aktif cacing laut.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rendemen daging cacing laut sebesar
67.25% dan jeroan sebesar 32.39%. Daging cacing laut segar memiliki protein
10.11%, abu 3.03%, lemak 0.54%, dan pada cacing laut hasil frezedrying
memiliki protein 56.35%, abu 15.08%, lemak 9.82%. Kandungan asam amino
tertinggi terdapat pada asam glutamat sebesar 6.53% pada cacing laut segar dan
8.53% pada cacing laut hasil frezedrying. Kandungan asam lemak tertinggi cacing
laut segar adalah asam arakidonat 2.80% sedangkan cacing laut hasil frezedrying
adalah asam palmitat 2.64%. Kandungan mineral tertinggi terdapat pada natrium
sebesar 43 700 mg/kg pada cacing laut segar dan 127 334 mg/kg pada cacing laut
hasil frezedrying. Kandungan logam berat cacing laut menunjukkan kadar timbal
dan kadmium masih di bawah ambang batas yang diperbolehkan dikonsumsi
manusia. Rendemen ekstrak cacing laut dengan pelarut metanol 1.44%±0.12, etil
asetat 1.19%±0.19, dan hasil freezedry 14.3%.
Hasil penapisan aktivitas antioksidan cacing laut menunjukkan bahwa
ekstrak metanol, etil asetat dan cacing laut hasil frezedrying memiliki aktivitas
tetapi tidak berpotensi sebagai antioksidan. Hasil penapisan aktivitas α-
glukosidase terbaik dengan nilai IC50 sebesar 47.61 mg/mL dari cacing laut hasil
frezedrying. Penapisan aktivitas antiinflamasi terbaik dengan nilai IC50 sebesar
3.08 μg/mL didapat dari ekstrak etil asetat. Hasil penapisan antibakteri ekstrak
metanol, etil asetat, dan cacing laut hasil frezedrying tidak memiliki aktivitas
sebagai antibakteri. Komponen bioaktif ekstrak metanol, etil asetat dan cacing laut
hasil frezedrying mengandung alkaloid, flavonoid, tanin, saponin, dan steroid.
Collections
- MT - Fisheries [3202]
