Potensi Energi dan Reduksi Karbon Emisi dari Produksi Minyak Kelapa Sawit: Studi Kasus di PT Dendymarker Indah Lestari
View/ Open
Date
2017Author
Arcitra, Annastassia Ayu
Haryadi
Setyaningsih, Dwi
Metadata
Show full item recordAbstract
Penggunaan bahan bakar fosil terus meningkat sehingga menyebabkan
peningkatan konsentrasi gas rumah kaca khususnya karbon dioksida (CO2). Salah
satu upaya pemerintah dalam penurunan konsentrasi karbon adalah dengan
menggunakan bahan bakar yang ramah lingkungan. Biomassa yang berasal dari
Pabrik Minyak Kelapa Sawit (PMKS) merupakan salah satu sumber energi
terbarukan yang mampu mereduksi gas rumah kaca di atmosfir. Tujuan penelitian
ini adalah menghitung potensi energi dan menghitung nilai karbon ekuivalen (CE)
limbah kelapa sawit di PMKS PT Dendymarker Indahlestari (DMIL). Konsep
Carbon Balanced Model (CBM) merupakan konsep yang digunakan dalam
penelitian ini, yaitu membandingkan pemanfaatan limbah kelapa sawit (karbon
reduksi) dengan bahan bakar fosil yang (karbon emisi) terhadap satuan karbon
yang tidak terlepas ke atmosfir (karbon fiksasi) di PMKS. Nilai karbon dapat
dihitung dengan mengetahui nilai faktor konversi dari karbon ekuivalen (CE)
setiap pemanfaatan biomasa, sedangkan untuk mengetahui nilai faktor konversi
dari karbon ekuivalen memerlukan nilai kalori (energy content) yang ada pada
setiap biomasa. CBM merupakan konsep kesetimbangan karbon. Konsep
ketimbangan karbon yang dimaksud ialah mengetahui sumber pengemisi, sumber
karbon yang terfiksasi dan sumber pereduksi di PMKS.
Input di PMKS adalah Tandan Buah Segar (TBS) merupakan bahan baku
utama hasil produksi fotosintesis. Selanjutnya, berdasarkan data pabrik, TBS yang
diolah menghasilkan output 16% minyak kelapa sawit (CPO), 5% kernel, 13%
serabut, 6% cangkang, 21% Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) dan 49%
limbah cair (POME). Penggunaan bahan bakar fosil di PMKS merupakan sumber
emisi di PMKS. Adapun sumber emisi tersebut ialah solar dan listrik. Pada
sumber yang terfiksasi yaitu CPO dan kernel, kemudian sumber reduksi ialah
serabut, cangkang, TKKS, dikonversi menjadi bahan bakar dan POME dikonversi
menjadi biogas. Adapun hasil nilai CE solar, listrik, CPO, kernel, serabut,
cangkang, TKKS, dan POME tersebut masing-masing 0.89, 0.21, 0.81, 0.56,
0.38, 0.43, dan 0.53 kg CE/kg.
Di PMKS menggunakan energi solar sebesar 3.01 liter/ton TBS dan energi
listrik sebesar 31.4 kWh/ton TBS setara dengan nilai karbon emisi sebesar 9.18 kg
CE/ton TBS. Selain itu karbon fiksasi di PMKS berasal dari 148.5 kg/ton TBS
CPO dan 46.8 kg/ton TBS kernel, setara dengan 146.49 kg CE/ton TBS,
sedangkan nilai karbon reduksi di PMKS berasal dari 160 kg/ton TBS serabut, 60
kg/ton TBS cangkang, 210 kg/ton TBS TKKS, dan 0.5 m3 POME/ton TBS setara
dengan 134.81 kg CE/ton TBS. Sehingga net karbon yang dihasilkan di PMKS
sebesar 125.38 kg CE/ton TBS.
Skenario pemanfaatan limbah berdasarkan potensi biomasa yang belum
termanfaatkan seluruhnya di PMKS. Skenario penelitian ini terdiri atas (1)
skenario dasar (memakai serabut); (2) skenario 2 (memakai serabut dan
cangkang);(3) skenario 2 (memakai serabut, cangkang, dan TKKS); (4) skenario 3
(memakai serabut, cangkang, TKKS, dan POME sebagai biogas). Adapun
masing-masing skenario menghasilkan nilai potensi energi listrik yang meningkat
setiap penambahan limbah yang dimanfaatkan sebesar 22.3, 108.3, 400.8, dan 408
kWh/ton TBS. Pada Skenario dasar sebanyak 130 kg/ton TBS serabut dihasilkan
setiap ton TBS. Berdasarkan penelitian ini hanya mampu memenuhi kebutuhan
listrik di PMKS sebesar 81%. Pada skenario satu, cangkang yang dihasilkan
sebesar 60 kg/ton TBS. Dengan demikian dapat memenuhi kebutuhan listrik di
PMKS sebanyak tiga kali lebih besar. Pada skenario dua, TKKS dihasilkan
sebesar 210 kg/ton TBS. Dengan demikian dapat memenuhi kebutuhan listrik di
PMKS sebesar 12.7 kali lebih besar. Pada skenario 3 potensi biogas yang
dihasilkan sebesar 0.5 m3. Sehingga mampu memenuhi kebutuhan pabrik
sebanyak 12.9 lebih besar. Selanjutnya nilai potensi reduksi yang dihasilkan
meningkat setiap skenario atau setiap penambahan limbah yang dimanfaatkan.
Adapun nilai potensi reduksinya masing-masing sebesar 4.67, 30.47, 75.57, dan
76.01 kg CE/ton TBS.