Pengaruh Perbedan Tinggi Jaring Insang terhadap Hasil Tangkapan di Perairan Pangandaran Jawa Barat.
View/ Open
Date
2016Author
Islami, Fandhu
Martasuganda, Sulaeman
Mawardi, Wazir
Metadata
Show full item recordAbstract
Perairan Pangandaran mempunyai potensi sumberdaya laut yang besar,
namun belum dimanfaatkan optimal. Produksi perikanan dipengaruhi oleh jenis alat
tangkap yang digunakan. Alat tangkap yang digunakan di Pangandaran umumnya
berupa gillnet atau jaring insang yang menangkap ikan pada kedalaman tertentu.
Oleh sebab itu perlu diketahui kedalaman jenis ikan target penangkapan berada.
Namun pengetahuan nelayan tentang swimming layer dan ruaya vertikal ikan
umumnya berdasarkan pengalaman. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
pengaruh perbedaan tinggi jaring (mesh depth) terhadap jenis, ukuran berat dan
hasil tangkapan. Metode penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak
Lengkap (RAL) dengan perlakuan berupa jaring insang dengan tinggi jaring yang
berbeda, yaitu 35 mata (3.947 m), 40 mata (4.511), dan 45 mata (5.074 m). Setiap
tinggi jaring terdiri dari dua piece sebagai ulangan. Pengambilan data dilakukan
dengan experimental fishing sebanyak 10 kali. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa tinggi jaring insang (mesh depth) tidak berpengaruh nyata terhadap hasil
tangkapan (p>0.05). Ikan bawal putih terdapat pada mata jaring ke-6 hingga ke-15
dari dasar. Hasil tangkapan utama berupa bawal putih pampus argentus sebanyak
140.7 kg atau 79.9 % dari total hasil tangkapan. Hasil tangkapan tertinggi terdapat
pada jaring 35 mata yaitu sebanyak 2.56±1.3a kg/piece dan 3.8±2a ekor/piece,
kemudian jaring 40 mata yaitu sebanyak 2.51±1.4a kg/piece dan 3.7±2a ekor/piece.
Hasil terendah terdapat pada jaring 45 mata yaitu sebanyak 2.09±1.1a kg/piece dan
3.1±1.6a ekor/piece. Selang kelas panjang total terbanyak ditemukan pada 28.73-
30.17 cm sebanyak 20 ekor pada jaring 35 mata, sedangkan keliling operkulum
terbanyak pada selang kelas 23.78-25.23 cm sebanyak 20 ekor pada jaring 35 mata.