dc.description.abstract | Jeruk limau di berbagai negara umumnya digunakan sebagai bumbu
masakan. Tanaman jeruk limau di Indonesia masih dibudidayakan secara
tradisional dengan hasil yang rendah. Ketersediaan benih berkualitas diperlukan
untuk meningkatkan produksi jeruk limau. Penelitian ini bertujuan untuk
mendapatkan metode yang tepat untuk ekstraksi benih, waktu pengamatan dalam
pengujian daya berkecambah, media perkecambahan, dan kadar air kritikal untuk
benih jeruk limau. Ketiga percobaan dilakukan di Laboraturium Ilmu dan
Teknologi Benih, dari bulan Mei 2015 sampai bulan Januari 2016. Penelitian
terdiri atas tiga percobaan. Percobaan pertama adalah pengaruh metode ekstraksi
pada viabilitas benih jeruk limau menggunakan bahan yang berbeda yaitu,
aquadest, abu gosok, talek, dan HCl 1%. Percobaan kedua adalah pengujian daya
berkecambah benih jeruk limau menggunakan tiga media yaitu, pasir, campuran
pasir:tanah (1:1), dan tisu towel. Percobaan ketiga adalah penentuan kadar air
kritikal benih jeruk limau dengan 7 taraf pengeringan yaitu 0 x 24 jam, 1 x 24
jam, 2 x 24 jam, 3 x 24 jam, 4 x 24 jam, 5 x 24 jam, dan 6 x 24 jam. Percobaan
disusun menggunakan rancangan acak lengkap dengan empat ulangan. Variabel
yang diamati adalah kadar air benih, daya berkecambah, berat kering kecambah
normal, potensi tumbuh maksimum, indeks vigor, dan kecepatan tumbuh. Hasil
percobaan pertama menunjukkan bahwa metode ekstraksi tidak berpengaruh nyata
terhadap semua variabel yang diamati kecuali kadar air benih. Hasil percobaan
kedua menunjukkan bahwa media perkecambahan terbaik adalah pasir dan
campuran pasir:tanah (1:1) dengan hitungan pertama dan hitungan kedua adalah
hari ke-20 dan hari ke-29. Hasil percobaan ketiga belum dapat menentukan kadar
air kritikal pada benih jeruk limau, namun berdasarkan percobaan pertama dapat
diperkirakan berada di bawah 16.47%. | id |