Perbandingan Nilai Ekonomi Usahatani Padi Organik dan Anorganik di Desa Bojongsari Kecamatan Bojongsoang, Kabupaten Bandung
Abstract
Pernyataan bahwa pertanian organik dapat meminimumkan biaya
produksi dan meningkatkan pendapatan sampai saat ini masih diragukan
petani. Oleh karena itu, masih banyak petani padi anorganik yang enggan
untuk beralih pada sistem usahatani padi organik. Tujuan dari penelitian ini
adalah (1) membandingkan input dan output pada usahatani padi organik dan
anorganik, (2) mengidentifikasi sistem pemasaran dan penentuan harga padi
organik dan anorganik, (3) membandingkan pendapatan pada usahatani padi
organik dan anorganik, (4) mengidentifikasi faktor-faktor yang menentukan
petani padi memilih sistem pertanian organik. Metode penelitian yang
digunakan adalah metode analisis deskriptif kuantitatif dan kualitatif, analisis
pendapatan, dan analisis regresi logistik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
penggunaan input produksi pada usahatani padi organik lebih tinggi
dibandingkan dengan usahatani padi anorganik terutama pada penggunaan
pupuk dan tenaga kerja, petani padi anorganik menjual hasil produksinya ke
beberapa lembaga pemasaran seperti tengkulak kecil, gapoktan dan ke
pedagang pengecer, serta diketahui bahwa harga padi organik di Desa
Bojongsari lebih tinggi dibandingkan dengan harga padi anorganik. Petani padi
organik menjual hasil produksinya pada satu perusahaan. Hasil analisis
pendapatan menunjukkan bahwa pendapatan pada usahatani padi organik lebih
tinggi dibandingkan dengan pendapatan pada usahatani padi anorganik. Hasil
dari analisis regresi logistik menunjukkan bahwa variabel yang berpengaruh
signifikan terhadap penerapan sistem pertanian organik di Desa Bojongsari
adalah tingkat pendidikan petani, luas lahan, jumlah tanggungan, pengalaman
bertani, dan pendapatan luar usahatani.