Pengembangan Model SWAT-Modflow untuk Pendugaan Ketersediaan Airtanah di Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur.
Abstract
Ketersediaan airtanah dipengaruhi oleh interaksi air permukaan dan airtanah
dalam siklus hidrologi. Penelitian ini bertujuan untuk menduga ketersediaan
airtanah di Kabupaten Nganjuk. Ujicoba modifikasi modul padi pada SWAT juga
dilakukan sebagai perbandingan hasil analisis debit harian dengan modul SWAT
asli dan SWAT-Modflow. Penelitian dilakukan melalui 3 tahapan besar yaitu
pembangunan model SWAT, pembentukan dan simulasi SWAT modul padi, dan
integrasi model SWAT MODFLOW. Hasil analisis ketiga model terjadi penurunan
debit rerata harian dari 41.152 m3/s pada SWAT, menjadi 41.145 m3/s pada SWAT
modul padi dan 38.9 m3/s pada model SWAT-Modflow. Hasil uji statistik NSE dan
R2 pada ketiga model juga cukup variatif yaitu untuk SWAT sebesar 0.683 dan
0.693, SWAT modul padi sebesar 0.688 dan 0.693 dan SWAT-Modflow sebesar
0.671 dan 0.690. Analisa elevasi muka airtanah melalui model SWAT-Modflow
dilakukan dengan melihat nilai minimum, maksimum dan rata-rata muka airtanah
selama 2010 - 2011. Fluktuasi muka airtanah masih belum mampu disimulasikan
oleh model SWAT-Modflow dikarenakan keterbatasan model mensimulasikan
interaksi groundwater dan surface water.