Penerapan Pembobotan Komponen Utama Klasik Dan Kekar Untuk Data Multirespon Pada Rancangan Acak Kelompok Tersarang (Studi Kasus: Pengamatan Produktivitas Dan Morfologi Tanaman Jahe Merah).
View/ Open
Date
2016Author
Hartati, Siti Julpah
Aidi, Muhammad Nur
Kusumaningrum, Dian
Metadata
Show full item recordAbstract
Aspek morfologi dan aspek produktivitas pada tanaman merupakan aspek
yang perlu diperhatikan pada pertumbuhan suatu tanaman. Pada pengamatan
morfologi dan produktivitas tanaman, umumnya yang dianalisis hanya aspek
produktivitas dan kurang memerhatikan aspek morfologi. Oleh karena itu, pada
penelitian ini akan menggabungkan peubah respon dari aspek morfologi dan
produktivitas tanaman, sehingga penarikan kesimpulan yang diperoleh secara
komprehensif dari berbagai respon yang diamati. Metode penggabungan respon
yang digunakan yaitu metode pembobotan berdasarkan komponen utama.
Komponen utama yang digunakan yaitu komponen utama klasik, akan tetapi
sebagai perbandingan digunakan komponen utama kekar dengan menggunakan
pendugaan minimum covariance determinant (MCD) untuk data yang mengandung
pencilan. Rancangan yang digunakan adalah rancangan acak kelompok (RAK)
tersarang dengan pengaruh faktor genotipe, lokasi, dan kelompok yang tersarang
pada masing-masing lokasi. Lokasi yang digunakan untuk penanaman jahe merah
yaitu Banten, Bantul, dan Purworejo. Pada masing-masing lokasi diterapkan empat
kelompok, karakteristik tanah di setiap lokasi dijadikan sebagai kelompok.
Genotipe yang digunakan pada masing-masing kelompok di setiap lokasi
diantaranya G1, G2, G3, G4, G5, G6, dan G7. Berdasarkan perbandingan hasil
analisis ragam diperoleh pembobotan komponen utama yang terbaik adalah
pembobotan komponen utama kekar dengan R2 sebesar 67.90%. Faktor-faktor yang
berpengaruh terhadap respon gabungan berdasarkan pembobotan komponen utama
kekar adalah genotipe, lokasi, dan kelompok yang tersarang pada lokasi 2 (Bantul)
dan lokasi 3 (Purworejo). Genotipe yang harus lebih diprioritaskan adalah G4, G5,
dan G2 dibandingkan dengan genotipe lainnya. Selain itu lokasi yang terbaik untuk
penanaman jahe merah adalah lokasi 1 (Banten) dan lokasi 2 (Bantul). Kedua lokasi
tersebut merupakan wilayah yang memiliki lahan marjinal, sehingga jahe merah
mampu tumbuh di wilayah tersebut. Oleh karena itu, Banten merupakan salah satu
daerah utama produsen jahe di Indonesia.