Kajian Konsentrat Protein Ulat Hongkong (Tenebrio Molitor L) Sebagai Bahan Pakan Sumber Protein Pengganti Meat Bone Meal Pada Broiler
Abstract
Bahan pakan untuk unggas masih banyak hasil impor, khususnya bahan
pakan sumber protein seperti bungkil kedelai, tepung ikan dan meat bone meal
(MBM). Tingginya harga tepung ikan berdampak pada penggunaan MBM yang
merupakan produk 100% impor, sehingga diperlukan bahan alternatif lain yang
berpotensi dan dapat menggantikan penggunaan MBM. Penggunaan serangga
dibeberapa negara Eropa maupun Asia sudah banyak diaplikasikan tidak hanya
sebagai pakan ternak, tetapi sudah mulai dikonsumsi manusia, salah satunya adalah
ulat hongkong (Tenebrio molitor L). Ulat hongkong adalah larva dari kumbang
beras yang memiliki nutrien cukup tinggi, seperti protein kasar 47.2-60.3% dan
lemak 31.1-43.1%. Selain nutrien yang tinggi, ulat hongkong memiliki siklus hidup
yang pendek dan mudah dalam memproduksinya. Beberapa penelitian
menyebutkan bahwa penggunaan ulat hongkong dalam pakan mampu memperbaiki
performa ayam broiler dan tidak menimbulkan dampak negatif.
Tujuan penelitian ini adalah mengkaji ulat hongkong yang telah diekstrak
lemaknya menjadi konsentrat protein sehingga dapat menjadi bahan pakan sumber
protein pengganti meat bone meal yang mampu menghasilkan performa dan
kualitas karkas ayam broiler. Penelitian ini menggunakan 2 perlakuan yaitu R0,
pakan mengandung meat bone meal dan R1, pakan mengandung konsentrat protein
ulat hongkong. Variabel yang diamati dalam penelitian ini yaitu sifat fisik dan kimia
konsentrat protein ulat hongkong, net protein utilization (NPU), performa
(konsumsi pakan, pertambahan bobot badan, bobot badan akhir, konversi pakan dan
mortalitas), persentase potongan komersil, meat bone ratio and persentase potongan
non carcass ayam broiler.
Hasil penelitian menunjukkan konsentrat protein ulat hongkong memiliki
ukuran partikel yang tergolong kasar dengan kandungan nutrien yang cukup tinggi
seperti protein kasar 54.73%. Selain itu, konsentrat protein ulat hongkong
mengandung asam amino lengkap dengan skor kimia sebesar 13.27% dan indeks
asam amino esensial sebesar 20.18%. NPU konsentrat protein ulat hongkong
sebesar 38.87%, lebih rendah bila dibandingkan NPU meat bone meal yaitu 57.68%.
Performa ayam broiler yang diberi konsentrat protein ulat hongkong
cenderung lebih tinggi bila dibandingkan dengan meat bone meal. Bobot badan
akhir ayam broiler yang diberi ransum mengandung konsentrat protein ulat
hongkong sebesar 1644.50 g/ekor dengan persentase dada 3.29% lebih tinggi
dibandingkan penggunaan meat bone meal dalam ransum broiler.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah penggunaan 5% konsentrat protein
ulat hongkong dalam pakan broiler mampu menyamai penggunaan 5% meat bone
meal dalam menghasilkan performa dan kualitas karkas khususnya persentase dada
ayam broiler. Konsentrat protein ulat hongkong dapat direkomendasikan sebagai
pengganti meat bone meal dalam pakan broiler
Collections
- MT - Animal Science [1216]