Show simple item record

dc.contributor.advisorSuryahadi
dc.contributor.advisorJayanegara, Anuraga
dc.contributor.authorRudi
dc.date.accessioned2017-05-04T04:03:19Z
dc.date.available2017-05-04T04:03:19Z
dc.date.issued2017
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/84232
dc.description.abstractHasil evaluasi kinetika degradasi bahan pakan in vitro dipengaruhi oleh karakteristik bahan pakan yang digunakan dalam inkubasi yang meliputi fraksi pakan mudah larut (fraksi a), seperti pati, protein, lemak, dan mineral yang larut; fraksi pakan potensial terdegradasi (fraksi b) yang terdiri atas komponen serat dengan tingkat degradasi lambat dan merupakan bagian dari dinding sel seperti selulosa, hemiselulosa dan lignin; dan laju degradasi fraksi b (c). Pemanfaatan hijauan seperti rumput gajah dan limbah industri pertanian berupa ampas tahu, kulit singkong, konsentrat dan bungkil kedelai sebagai bahan pakan diharapkan memberikan pengaruh positif dalam menunjang produktivitas ternak. Namun, perlu diperhatikan bahwa pemanfaatan limbah sebagai sumber pakan memiliki keterbatasan mengenai kualitas nutrien yang cukup beragam. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kinetika degradasi beberapa bahan pakan ruminansia secara in vitro. Penelitian ini menggunakan rancangan percobaan rancangan acak lengkap (RAL) dengan perlakuan 5 bahan pakan (bungkil kedelai, rumput gajah, konsentrat, ampas tahu dan kulit singkong) dengan 3 ulangan. Hasil degradasi bahan kering menunjukkan adanya pengaruh nyata (p<0.05) bahan pakan bungkil kedelai pada fraksi a, nilai c dan Degradabilitas Efektif (DE). Bungkil kedelai memiliki fraksi mudah larut (a) lebih tinggi sebesar 31.62%, laju degradasi fraksi b (c) lebih tinggi sebesar 18.22%/jam dan Degradabilitas Efektif (DE) lebih tinggi sebesar 59.23% dibandingkan 4 bahan pakan lainnya. Hasil fermentasi bahan kering pakan di rumen dan kecernaan nutrien menunjukkan bungkil kedelai menghasilkan konsentrasi amonia (NH3) dan Volatille Fatty Acid (VFA) yang lebih tinggi, serta memiliki nilai kecernaan tertinggi pada degradasi protein kasar (DPK), kecernaan bahan kering (KcBK) dan Kecernaan protein kasar (KcPK). Protein bahan pakan ampas tahu didegradasi lebih lambat sehingga memiliki nilai By-pass protein kasar (BPK) lebih tinggi dari 4 bahan pakan lainnya. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bungkil kedelai dengan kandungan protein tinggi, laju degradasi fraki b (c) lebih tinggi dan didegradasi lebih efektif sehingga menghasilkan konsentrasi amonia (NH3 ) dan Volatille Fatty Acid (VFA) yang lebih tinggi, serta memiliki nilai kecernaan tertinggi pada degradasi protein kasar (DPK), kecernaan bahan kering (KcBK) dan kecernaan protein kasar (KcPK). Ampas tahu berpotensi menjadi sumber by-pass protein karena didegradasi lebih lambat oleh mikrobia rumen.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcAnimal feedingid
dc.subject.ddcRuminan feedid
dc.subject.ddc2016id
dc.subject.ddcBogor-JABARid
dc.titleKinetika Degradasi Bahan Kering Beberapa Bahan Pakan Ruminansia Serta Korelasinya Dengan Kecernaan Nutrien Secara In Vitroid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordbahan pakanid
dc.subject.keywordkinetika degradasi bahan keringid
dc.subject.keyworddegradibilitas efektifid
dc.subject.keywordin vitroid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record