Show simple item record

dc.contributor.advisorAndarwulan, Nuri
dc.contributor.advisorBriawan, Dodik
dc.contributor.authorNirwansyah, GT. Adi
dc.date.accessioned2017-05-03T04:16:16Z
dc.date.available2017-05-03T04:16:16Z
dc.date.issued2017
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/84114
dc.description.abstractHasil riset kesehatan dasar (Riskesdas) RI pada tahun 2013 menunjukkan terjadinya peningkatan prevalensi berbagai penyakit tidak menular (PTM) seperti hipertensi, stroke, diabetes melitus pada masyarakat Indonesia. Faktor penting terjadinya peningkatan prevalensi berbagai PTM tersebut adalah konsumsi gula, garam, dan lemak (GGL) yang berlebih. Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah Indonesia untuk melindungi masyarakat dari risiko PTM adalah dengan mengeluarkan Permenkes RI No. 30 Tahun 2013. Melalui peraturan tersebut, masyarakat diharapkan dapat terus memantau konsumsi GGL harian mereka sendiri. Akan tetapi, hingga saat ini belum diketahui dengan pasti seberapa besar data kontribusi konsumsi pangan olahan dan pangan siap saji terhadap asupan GGL harian penduduk. Salah satu strategi yang dapat digunakan untuk menurunkan asupan garam berlebih adalah dengan memantau jumlah garam yang dikonsumsi masyarakat. Pengukuran asupan garam populasi dapat dilakukan melalui kajian pola makan (dietary assessments) dan estimasi tidak langsung (indirect estimation). Penelitian ini menggunakan metode food record untuk memperkirakan jumlah asupan garam harian populasi serta sumber dan kelompok bahan pangan yang berkontribusi secara signifikan terhadap nilai tersebut di wilayah Jakarta Selatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai asupan garam harian di wilayah Jakarta Selatan adalah sebesar 4.81 g/hari (setara natrium 1921 mg/hari). Nilai asupan garam harian tersebut tidak melebihi nilai asupan maksimum yang dapat ditoleransi yang ditetapkan oleh WHO (6 g/hari garam). Konsumsi garam harian subjek laki-laki secara keseluruhan lebih tinggi dibanding subjek perempuan, dimana subjek remaja mengkonsumsi garam lebih banyak dibandingkan subjek anak-anak dan dewasa. Asupan garam harian pada penelitian ini hampir setengahnya (47%) bersumber pada pangan siap saji yang dikonsumsi di luar rumah. Kelompok pangan yang berkontribusi signifikan terhadap nilai asupan garam harian subjek diantaranya yaitu produk serealia, produk-produk unggas, masakan berbasis sayur-sayuran dan makanan ringan. Hasil uji korelasi Pearson menunjukkan adanya korelasi yang kuat antara konsumsi pangan dengan asupan garam harian.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcFood Scienceid
dc.subject.ddcSalt Consumptionid
dc.subject.ddc2015id
dc.subject.ddcDKI-Jakartaid
dc.titleEstimasi Asupan Garam Harian Pada Tingkat Individu Di Wilayah Jakarta Selatanid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordasupan garamid
dc.subject.keywordhipertensiid
dc.subject.keywordJakarta Selatanid
dc.subject.keywordnatriumid
dc.subject.keywordfood recordid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record