Show simple item record

dc.contributor.advisorSuhardiyanto, Herry
dc.contributor.advisorSobir
dc.contributor.authorNurwahyuningsih
dc.date.accessioned2017-03-03T03:32:16Z
dc.date.available2017-03-03T03:32:16Z
dc.date.issued2016
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/83574
dc.description.abstractBawang merah (Allium cepa var. aggregatum) merupakan komoditi sayuran yang memiliki banyak manfaat dan bernilai ekonomi tinggi. Pada dekade terakhir ini permintaan bawang merah mengalami peningkatan. Oleh karena, itu diperlukan inovasi dan usaha peningkatan produksi bawang merah agar mampu memenuhi kebutuhan dan tersedianya umbi berkualitas secara kontinyu. Salah satu teknologi maju dalam teknik budidaya adalah dengan menggunakan sistem aeroponik dengan konsep pendinginan terbatas (zone cooling). Dari penelitian ini diharapkan dapat diketahui pengaruh variasi suhu zona perakaran, pengaruh vernalisasi, serta menghitung kebutuhan energi pada masing-masing aeroponic chamber, pengaruh vernalisasi dan tanpa vernalisasi terhadap pertumbuhan bawang merah di dataran rendah dan pengaruh perbedaan suhu larutan nutrisi dengan beberapa set point suhu terhadap pertumbuhan bawang merah di dataran rendah. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Petak Terbagi (Split Plot Design), yang disusun dalam Rancangan Acak Kelompok dengan empat ulangan. Petak utama adalah perlakuan vernalisasi (tanpa vernalisasi dan dengan vernalisasi). Anak petak berupa set point suhu pendinginan larutan nutrisi 10oC, 15oC, dan tanpa pendinginan sebagai kontrol. Chamber aeroponik percobaan berukuran 1.5 m (P) x 1 m (L) x 1 m (T) dengan jarak tanam 15 cm x 15 cm. Jadi, dalam satu chamber terdapat 45 tanaman (terdapat 5 x 9 tanaman). Hasil observasi di laboratorium greenhouse Siswadhi Soeparjo pada bulan Februari-April 2016 menunjukkan suhu harian berkisar antara 22.8°C hingga 36.10°C dengan suhu tertinggi pada pukul 12.00 WIB. Kelembaban udara berkisar mulai 65% hingga 94%. Sedangkan untuk radiasi matahari sebesar 5.5 W m-2 hingga dengan radiasi tertinggi mencapai 287 W m-2 pada pukul 12.00 WIB. Pada perlakuan vernalisasi tidak berbeda nyata terhadap jumlah anakan, berat umbi bawang merah dan berat basah akar tanaman. Perlakuan pendinginan suhu larutan nutrisi berbeda sangat nyata terhadap jumlah daun, jumlah anakan, jumlah umbi, berat umbi dan berat akar tanaman. Suhu yang cocok untuk budidaya bawang merah didataran rendah tropika basah untuk memproduksi umbi adalah dengan set point suhu 15oC, tanpa vernalisasi. Kebutuhan energi untuk pendinginan daerah perakaran dalam sistem zone cooling untuk luasan 100 m2 pada set point zone cooling suhu 10oC adalah 0.440 kWh/m2, set point zone cooling 15oC adalah 0.321 kWh/m2 dan kontrol adalah 0.127 kWh/m2. Perkiraan beban listrik satu musim panen untuk 15oC, luasan 100 m2 mencapai 1926 kWh.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcEdible Rootsid
dc.subject.ddcAllium Cepaid
dc.subject.ddc2016id
dc.subject.ddcBogor - Jawa Baratid
dc.titleAplikasi Root Zone Cooling System Untuk Perbaikan Pembentukan Umbi Bawang Merah (Allium Cepa Var. Aggregatum) Di Dataran Rendah Tropikaid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordBawang merahid
dc.subject.keywordaeroponikid
dc.subject.keywordroot zone coolingid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record