Show simple item record

dc.contributor.advisorMandang, Tineke
dc.contributor.advisorHermawan, Wawan
dc.contributor.advisorDesrial
dc.contributor.authorBulan, Ramayanty
dc.date.accessioned2017-03-02T05:02:23Z
dc.date.available2017-03-02T05:02:23Z
dc.date.issued2016
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/83521
dc.description.abstractPendekatan secara sistem mekanisasi dalam penanganan limbah pelepah kelapa sawit mampu memberikan output positif. Penanganan limbah tersebut dapat menjadikan lahan perkebunan sawit terbebas dari tumpukan pelepah sawit. Saat ini, tumpukan pelepah tersebut menjadikan satu jalur diantara pohon sawit menjadi gawangan mati. Tumpukan pelepah tersbut sangat menggangu dalam penerapan alat mekanisasi pertanian diperkebuan sawit. Sebagai contoh alat mekanisasi yang terganggu adalah penerapan mesin transpostasi dan mesin perawatan kelapa sawit. Pelepah kelapa sawit secara umum terdiri dari 3 bagian yaitu daun, rachis dan petiole. Daun yang menempel pada pelepah kelapa sawit dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pengomposan dapat dilakukan pengecilan ukuran melalui pencacahan. Rachis dan petiole pada pelepah kelapa sawit dapat dimanfaatkan sebagai mulsa organik. Rachis dan petiole dapat dimanfaatkan melalui mekanisme pengempaan. Pengempaan menyebabkan jaringan ikat dalam rachis dan petiole menjadi rusak sehingga lebih mudah terurai ditanah dan dapat membantu asupan hara bagi tanaman. Sifat fisik dari daun dan pelepah sawit diantaranya adalah panjang pelepah 675.89 cm dengan berat pelepah 9.5 kg. Dimensi lebar maksimum dan minimum pelepah adalah 180 mm dan 11 mm, tinggi maksimum dan minimum pelepah adalah 64.5 mm dan 23.5 mm. Panjang daun di pangkal pelepah dan ujung pelepah adalah 103.89 cm dan 23.83 cm dengan berat daun per pelepah 3 kg. Diameter lidi, tebal daun dan lebar daun adalah 2.2 mm, 0.2 mm dan 27.22 mm. Kekuatan tekan dari pelepah sawit pada usia tanaman 20 tahun adalah 8134.62 N. Kekuatan tekan usia tanaman 5 tahun adalah 4839.52 N. Tahanan potong daun sawit maksimum 67.67 N per daun pada pangkal daun. Daun sawit potensial dikonversi menjadi pupuk organik melalui proses pengomposan. Metode pengomposan bokashi dianggap lebih baik dari pada metode lainnya berdasarkan pertimbangan pengurangan massa dan kadungan N, P, K dan rasio C/N. Dimensi cacah daun sawit berukuran lebih kecil lebih direkomendasikan terkait dengan kemampuan mikroorganisme yang lebih baik dalam mengurai bahan organik yang berukuran lebih kecil. Kombinasi proses pengomposan dengan metode bokashi dengan ukuran cacahan daun sawit 2 cm dan durasi pengomposan 10 minggu dipilih sebagai kombinasi kondisi proses pengomposan yang optimal. Mesin pencacah daun dan pengempa pelepah sawit telah berhasil dirancangan dengan tiga unit utama yaitu unit penggunting daun sawit, pengempa pelepah sawit dan pencacah daun sawit. Kapasitas mesin pencacah daun dan pengempa pelepah sawit adalah 207 pelepah/jam. Unit penggunting akan bekerja menggunting daun yang masih melekat pada limbah pelepah sawit. Pelepah yang sudah tidak memiliki daun lagi akan diteruskan ke unit pengempa pelepah. Unit pengempa pelepah akan mengempa pelapah hingga ketebalan 20 mm. Daun yang tergunting akan menuju unit pencacah untuk dicacah menjadi ukuran cacahan 2 cm. Keseluruhan mesin penangan pelepah sawit menjadi pelepah yang terkempa dan daun yang tercacah menggunakan sumber tenaga penggerak mesin diesel 10 hp. Analisis finansial dari penggunaan mekanisasi dalam penanganan pelepah sawit menjadi mulsa dan daun sawit menjadi kompos memberikan dampak positif. Biaya pengelolaan pelepah sawit merupakan fungsi dari biaya pengumpulan pelepah sawit, transportasi pelepah sawit, proses pengomposan dan aplikasi kompos ke lapangan. Ada dua skenario yang digunakan dalam menganalisis kelayakan finansial penggunaan mekanisasi dalam penanganan pelepah sawit. Skenario pertama adalah tempat pengolahan kompos berada di titik pusat afdeling. Skenario kedua adalah membangun dua unit pengolahan limbah pelepah sawit dalam satu afdeling. Analisis finansial dari kedua skenario tersebut menunjukkan bahwa samasama layak untuk diusahakan. Perbandingan antar parameter analisis finansial dari skenario yang dicoba menunjukkan bahwa skenario pertama lebih unggul dari pada skenario kedua. Jumlah biaya yang diinvestasikan pada skenario pertama adalah sebesar Rp 3,842,031,932 dengan nilai NPV, Net B/C, IRR, PBP, BEP masing-masing adalah Rp 766,518,333, 1.25, 25%, 8.09 tahun, 23,290.72 ton. Model pengelolaan yang dirancang dapat dijalankan dengan baik untuk menghitung biaya dan pendapatan yang diperoleh dalam pengelolaan pelepah sawit secara mekanis secara menyeluruh. Model pengelolaan pelepah sawit terdapat hubungan yang saling mempengaruhi antar komponen-komponen yang terlibat dalam pengelolaan pelepah sawit. Perubahan nilai input atau masukan dari setiap komponen akan mempengaruhi nilai komponen yang lain. Model pengelolaan pelepah sawit secara mekanis merupakan suatu kajian rekayasa yang dapat digunakan untuk merancang usaha pengelolaan pelepah sawit pada perkebunan kelapa sawit. Model pengelolaan pelepah sawit menjadi kompos dan mulsa yang dibangun menunjukkan bahwa pengelolaan pengelolaan pelepah sawit menjadi kompos dan mulsa dapat dipersiapkan dari periode penanaman dan akan berakhir 5 tahun sebelum periode replanting.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)id
dc.subject.ddcAgricultureid
dc.subject.ddcMachineid
dc.titlePengembangan Sistem Mekanisasi Pemanfaatan Pelepah Kelapa Sawit Untuk Mulsa Dan Komposid
dc.typeDissertationid
dc.subject.keywordmekanisasiid
dc.subject.keywordmesin pencacahid
dc.subject.keywordmesin pengempaid
dc.subject.keywordmodel dinamisid
dc.subject.keywordpelepah sawitid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record