dc.description.abstract | Kedelai merupakan salah satu komoditas pangan utama di Indonesia yang
konsumsinya selalu meningkat dari tahun ketahun, namun peningkatan konsumsi
ini tidak seiring dengan kapasitas produksi biji kering kedelai dalam negeri,
sehingga untuk memenuhi kebutuhan kacang kering kedelai dalam negeri
pemerintah harus mengimport kacang kering kedelai setiap tahun. Salah satu
penyebab rendahnya kapasitas produksi tanaman kedelai adalah karena adanya
serangan hama ulat grayak. Pengendalian hama ulat grayak di lapangan umumnya
dilakukan dengan penyemprotan insektisida berbahan aktif profenofos.
Profenofos merupakan bahan aktif insektisida yang tidak boleh
diaplikasikan secara langsung karena sangat beracun, sehingga perlu untuk
dilarutkan terlebih dahulu, namun profenofos tidak dapat larut dalam air, oleh
sebab itu diperlukan suatu formulasi pelarut yang tepat dan bahan-bahan lainnya
yang dapat menunjang kinerja profenofos sehingga dapat membentuk emulsi yang
baik dan meningkatkan efektifitas insektisida profenofos. Salah satu bahan yang
digunakan untuk dapat membentuk emulsi yang baik adalah surfaktan, pada
penelitian ini digunakan surfaktan non ionik dietanolamida (DEA) olein sawit.
Pada formulasi insektisida, surfaktan DEA berperan sebagai pendispersi,
penghomogen, perekat dan perata pada emulsi insektisida yang terbentuk.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan formulasi larutan
insektisida profenofos terbaik dengan dietanolamida (DEA) sebagai surfaktannya,
selain itu juga untuk mendapatkan informasi sifat fisiko-kimia larutan insektisida
yang dihasilkan dan untuk mendapatkan informasi efektifitas kinerja larutan
insektisida yang dihasilkan dalam pengendalian hama ulat grayak.
Penelitian ini terdiri dari tiga tahap, tahap pertama yaitu formulasi
konsentrat larutan insektisida, tahap kedua yaitu uji sifat fisiko-kimia konsentrat
larutan insektisida dan tahap ketiga yaitu uji efektifitas larutan insektisida pada
ulat grayak (LC50). Formulasi insektisida dilakukan dengan rancangan acak
lengkap (RAL) dengan dua faktor, faktor pertama merupakan konsentrasi
surfaktan DEA sebesar 0, 10, dan 15%, faktor kedua merupakan konsentrasi
bahan aktif profenofos sebesar 40, 50, 60%. Dilakukan analisis of variance
(ANOVA) pada data hasil uji sifat fisiko-kimia konsentrat larutan insektisida dan
hasil berbeda nyata diuji lanjut dengan Duncan Multiple Range Test (DMRT).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa, surfaktan DEA mampu membentuk
emulsi yang baik pada larutan insektisida profenofos dan pelarut natrium etoksida.
Perlakuan terbaik yang didapatkan dari tahap formulasi adalah larutan insektisida
dengan penambahan surfaktan DEA 10% dan bahan aktif profenofos 40%. Hasil
uji sifat fisiko-kimia menunjukkan bahwa ukuran droplet berkisar antara 1,76 –
2,07 μm, sudut kontak berkisar antara 11,575 - 24,218˚, densitas berkisar antara
0,996 – 0,998 g/cm3, tegangan permukaan berkisar antara 16,56 – 40,72 dyne/cm,
viskositas 1,032-1,078 cP dan pH berkisar antara 6, 87 – 8,22. Sedangkan hasil uji
efektifitas insektisida terhadap ulat grayak instar tiga (LC50) adalah sebesar 574
ppm bahan aktif dalam air. | id |