Show simple item record

dc.contributor.advisorPandjaitan, Nurmala K
dc.contributor.advisorMatindas, Krishnarini
dc.contributor.authorSirait, Sorta Elly Friska
dc.date.accessioned2017-01-30T08:03:20Z
dc.date.available2017-01-30T08:03:20Z
dc.date.issued2016
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/82860
dc.description.abstractPada kegiatan produksi minyak dan gas bumi di perairan, diberlakukan area zona terlarang radius 500 m dari anjungan migas, yang bertujuan untuk keamanan dan keselamatan semua kegiatan yang dilakukan di laut. Sosialisasi tentang pemberlakuan zona terlarang telah dilakukan, namun nelayan masih melakukan penangkapan ikan di area zona terlarang di sekitar anjungan migas. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis model komunikasi PT XYZ pada sosialisasi pemberlakuan zona terlarang di sekitar anjungan migas dan komponen-komponen komunikasi yang mempengaruhi efektifitas komunikasi, menganalisis efektifitas komunikasi, menganalisis representasi sosial tentang larangan mendekati anjungan operasi migas, menganalisis hubungan karakteristik nelayan, intensitas komunikasi dan representasi sosial nelayan, serta menganalisis hubungan representasi sosial nelayan dan efektifitas komunikasi. Penelitian dilakukan pada salah satu desa pesisir di Kabupaten Karawang, Jawa Barat. Pengumpulan data dengan metode survai menggunakan kuesioner sebanyak 100 responden. Penentuan responden menggunakan teknik purposive sampling. Korelasi antara karakteristik nelayan, intensitas komunikasi dan representasi sosial dan korelasi antara karakteristik nelayan, representasi sosial nelayan dan efektifitas komunikasi dianalisis menggunakan uji korelasi Rank Spearman dan Chi square. Pengolahan data menggunakan SPSS 22 for Windows. Sementara model komunikasi, aktor yang berkomunikasi, pesan yang dikomunikasikan, dan saluran komunikasi dianalisis secara kualitatif deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model komunikasi adalah model komunikasi linier dan interaksional. Terdapat perbedaan tingkat pendidikan, kelas sosial, dan bahasa pada fasilitator sosialisasi tatap muka dengan komunitas nelayan yang menjadi penghalang dalam proses komunikasi. Penggunaan bahasa setempat belum sepenuhnya digunakan dalam materi sosialisasi. Kelengkapan materi pesan belum lengkap, serta belum ada pendekatan emosional dan rasa takut pada isi pesan. Penggunaan media radio sudah tidak efektif karena sebagian besar nelayan sudah tidak memiliki radio. Komunikasi belum efektif (belum dapat merubah tindakan nelayan agar patuh terhadap larangan menangkap ikan di area zona terlarang). Terdapat 4 tipologi representasi sosial tentang larangan mendekati anjungan operasi migas. Tipe dominan representasi sosial adalah Tipe II yang beranggapan bahwa larangan mendekati anjungan operasi migas adalah untuk melindungi nelayan. Pengalaman sebagai nelayan berhubungan nyata dengan representasi sosial Tipe 4 (norma yang harus dipatuhi). Representasi sosial Tipe I (ancaman bagi jiwa) dan Tipe IV (norma yang harus dipatuhi) berhubungan nyata dengan kepatuhan nelayan pada larangan mendekati anjungan operasi migas.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcSociologyid
dc.subject.ddcCommunicationid
dc.subject.ddc2016id
dc.subject.ddcKarawang, Jawa Baratid
dc.titleEfektifitas Komunikasi Pt Xyz Dan Representasi Sosial Nelayan Dalam Pemberlakuan Zona Terlarang Di Sekitar Anjungan Migasid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordsosialisasiid
dc.subject.keywordzona terlarangid
dc.subject.keywordkomunikasiid
dc.subject.keywordrepresentasi sosialid
dc.subject.keywordkepatuhan nelayanid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record