Efektifitas Komunikasi Pt Xyz Dan Representasi Sosial Nelayan Dalam Pemberlakuan Zona Terlarang Di Sekitar Anjungan Migas
View/ Open
Date
2016Author
Sirait, Sorta Elly Friska
Pandjaitan, Nurmala K
Matindas, Krishnarini
Metadata
Show full item recordAbstract
Pada kegiatan produksi minyak dan gas bumi di perairan, diberlakukan area
zona terlarang radius 500 m dari anjungan migas, yang bertujuan untuk keamanan
dan keselamatan semua kegiatan yang dilakukan di laut. Sosialisasi tentang
pemberlakuan zona terlarang telah dilakukan, namun nelayan masih melakukan
penangkapan ikan di area zona terlarang di sekitar anjungan migas.
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis model komunikasi PT XYZ
pada sosialisasi pemberlakuan zona terlarang di sekitar anjungan migas dan
komponen-komponen komunikasi yang mempengaruhi efektifitas komunikasi,
menganalisis efektifitas komunikasi, menganalisis representasi sosial tentang
larangan mendekati anjungan operasi migas, menganalisis hubungan karakteristik
nelayan, intensitas komunikasi dan representasi sosial nelayan, serta menganalisis
hubungan representasi sosial nelayan dan efektifitas komunikasi. Penelitian
dilakukan pada salah satu desa pesisir di Kabupaten Karawang, Jawa Barat.
Pengumpulan data dengan metode survai menggunakan kuesioner sebanyak 100
responden. Penentuan responden menggunakan teknik purposive sampling.
Korelasi antara karakteristik nelayan, intensitas komunikasi dan representasi
sosial dan korelasi antara karakteristik nelayan, representasi sosial nelayan dan
efektifitas komunikasi dianalisis menggunakan uji korelasi Rank Spearman dan
Chi square. Pengolahan data menggunakan SPSS 22 for Windows. Sementara
model komunikasi, aktor yang berkomunikasi, pesan yang dikomunikasikan, dan
saluran komunikasi dianalisis secara kualitatif deskriptif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa model komunikasi adalah model
komunikasi linier dan interaksional. Terdapat perbedaan tingkat pendidikan, kelas
sosial, dan bahasa pada fasilitator sosialisasi tatap muka dengan komunitas
nelayan yang menjadi penghalang dalam proses komunikasi. Penggunaan bahasa
setempat belum sepenuhnya digunakan dalam materi sosialisasi. Kelengkapan
materi pesan belum lengkap, serta belum ada pendekatan emosional dan rasa takut
pada isi pesan. Penggunaan media radio sudah tidak efektif karena sebagian besar
nelayan sudah tidak memiliki radio. Komunikasi belum efektif (belum dapat
merubah tindakan nelayan agar patuh terhadap larangan menangkap ikan di area
zona terlarang). Terdapat 4 tipologi representasi sosial tentang larangan mendekati
anjungan operasi migas. Tipe dominan representasi sosial adalah Tipe II yang
beranggapan bahwa larangan mendekati anjungan operasi migas adalah untuk
melindungi nelayan. Pengalaman sebagai nelayan berhubungan nyata dengan
representasi sosial Tipe 4 (norma yang harus dipatuhi). Representasi sosial Tipe I
(ancaman bagi jiwa) dan Tipe IV (norma yang harus dipatuhi) berhubungan nyata
dengan kepatuhan nelayan pada larangan mendekati anjungan operasi migas.
Collections
- MT - Human Ecology [2243]