Show simple item record

dc.contributor.advisorLubis, Djuara P
dc.contributor.advisorMulyani, Eko Sri
dc.contributor.authorMufidah, Adinda
dc.date.accessioned2017-01-30T07:54:39Z
dc.date.available2017-01-30T07:54:39Z
dc.date.issued2016
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/82818
dc.description.abstractInovasi merupakan kebutuhan penting dalam pembangunan pertanian. Berbagai penelitian pertanian dikembangkan untuk pasokan pengetahuan dalam penciptaan inovasi. Transformasi hasil penelitian ke dalam bentuk inovasi membutuhkan entitas penghubung melalui adaptasi hasil penelitian sesuai kelokalan dan kebaruan bagi penggunanya. Entitas penghubung menciptakan perubahan melalui pendekatan holistik dalam proses pengelolaan pengetahuan, dari tahapan produksi hingga penggunaannya. Kegiatan pengelolaan pengetahuan dapat dijelaskan oleh konsep manajemen pengetahuan. Manajemen pengetahuan merupakan upaya menumbuhkembangkan pengetahuan yang melibatkan kegiatan penciptaan, pengumpulan, penyimpanan, menyebarkan, dan menggunakan pengetahuan melalui koordinasi dan sinergi berbagai komponen organisasi . Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP ) Jakarta adalah entitas penghubung antara lembaga penelitian dan pengguna inovasi pertanian perkotaan. Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini bertujuan untuk: (1) mendeskripsikan manajemen pengetahuan dalam pelayanan inovasi pertanian perkotaan di BPTP Jakarta; (2) menganalisis tingkat kepuasan pengguna inovasi terhadap pelayanan dan produk inovasi pertanian perkotaan BPTP Jakarta. Penelitian menggunakan metode kualitatif dan kuantitatif. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa kegiatan manajemen pengetahuan dibangun oleh proses integral yang melibatkan tahapan akuisisi, penyimpanan, dan diseminasi. Individu pembelajar merupakan komponen penting yang mendukung keberlangsungan proses integral tersebut. Indeks kepuasan menunjukkan bahwa pengguna inovasi sangat puas dengan pelayanan inovasi. Sementara Importance Performance Analysis menunjukkan bahwa mayoritas indikator pelayanan masuk ke dalam kuadran II atau ‘Dipertahankan’ dan mayoritas indikator inovasi masuk ke dalam kuadran III atau ‘prioritas rendah’. Temuan ini menunjukkan kegiatan manajemen pengetahuan untuk bidang pelayanan telah berlangsung secara baik. BPTP Jakarta secara efektif mengidentifikasi kebutuhan pengguna inovasi terhadap kebutuhan pelayanan. Sementara kegiatan manajemen pengetahuan untuk penciptaan inovasi belum berlangsung secara baik. BPTP Jakarta belum melakukan akuisisi pengetahuani. Diseminasi juga belum meningkatkan kepentingan pengguna terhadap inovasi.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcSociologyid
dc.subject.ddcCommunicationid
dc.subject.ddc2016id
dc.subject.ddcDKI Jakartaid
dc.titleManajemen Pengetahuan Pelayanan Inovasi Pertanian Perkotaan Di Bptp Jakartaid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordinovasiid
dc.subject.keywordkepuasanid
dc.subject.keywordmanajemen pengetahuanid
dc.subject.keywordpertanian perkotaanid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record