Kajian Pola Asuh Kesehatan, Asupan Gizi, Dan Status Gizi Padaanak Balita, Anak Usia Sekolah, Dan Remaja
View/ Open
Date
2016Author
Rahmariza, Emillia
Tanzihadan, Ikeu
Sukandar, Dadang
Metadata
Show full item recordAbstract
Anak balita merupakan anak yang sedang dalam masa tumbuh kembang
(Mary 2011). Pada masa ini terjadi pertumbuhan dan perkembangan tulang, gigi,
dan otot, sehingga anak balita membutuhkan makanan bergizi lebih banyak dalam
proporsi tertentu (Mahan dan Stump 2008). Masa balita merupakan masa yang
penting karena dimasa ini terjadi pertumbuhan dasar yang akan mempengaruhi
dan menentukan perkembangan anak di masa selanjutnya (Diasmarani 2011).
Berdasarkan penelitian Marlina (2012) menemukan bahwa status gizi dan
perkembangan balita juga dipengaruhi oleh pengasuhan orang tua. Kualitas
pengasuhan yang diberikan ibu mempunyai peranan penting bagi perkembangan
anak. Anak balita yang memperoleh kualitas pengasuhan yang lebih baik,
kemungkinan besar akan memiliki angka kesakitan yang rendah dan status gizi
yang baik. Masalah yang sering timbul pada anak usia sekolah adalah dalam
pemberian makanan yang bergizi dan berimbang yang tidak benar dan
menyimpang. Bukan hanya itu saja, anak terbiasa melakukan kegiatan dengan
bantuan alat-alat yang serba praktis, sehingga anak menjadi mudah lelah ketika
melakukan kegiatan fisik yang bersifat aktif (Judarwanto 2005). Remaja
merupakan kelompok manusia yang berada di antara usia kanak-kanak dan
dewasa yang sering kali disebut adolescence (adolescere dalam bahasa latin) yang
secara luas berarti masa tumbuh dan berkembang untuk mencapai kematangan
mental, emosional, sosial dan fisik. Masa remaja merupakan masa yang penting
dalam perkembangan individu karena pada masa ini remaja mengalami perubahan
yang mendasar dalam hal pubertas, kemampuan berpikir yang lebih tinggi dan
peralihan peran-peran yang baru di dalam masyarakat. Ketiga hal ini menunjuk
pada perubahan biologis, kognitif dan sosial (Steinberg 1993). Prevalensi
kekurusan (berdasarkan IMT/U) pada remaja umur 16-18 tahun di Jawa Barat
adalah 10%.
Tujuan umum penelitian ini adalah mengkaji pola asuh kesehatan, asupan
gizi, dan status gizi pada anak balita, anak usia sekolah, dan remaja. Secara
khusus penelitian ini bertujuan: 1) menganalisis karakteristik keluarga pada anak
balita, anak usia sekolah, dan remaja; 2) menganalisis perbedaan pola asuh
kesehatan, pengetahuan gizi ibu, asupan gizi, dan status gizi pada anak balita,
anak usia sekolah, dan remaja; 3) menganalisis pengaruh karakteristik keluarga,
pola asuh kesehatan, pengetahuan gizi ibu, asupan gizi terhadap status gizi pada
anak balita, anak usia sekolah, dan remaja.
Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study dengan lokasi
penelitian yaitu di Kelurahan Cipayung jaya dan Kelurahan Bojong Pondok
Terong, Depok. Total sampel sebanyak 120 orang, 60 orang di kelurahan
cipayung jaya dan 60 orang dikelurahan bojong pondok terong. Teknik
pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling yaitu
pengambilan sampel yang dilakukan secara sengaja dengan kriteria antara lain :
(1) sampel memiliki anak yang berusia 0-18 tahun dan (2) bersedia dijadikan
sebagai sampel. Data yang diambil meliputi data primer dan data sekunder. Data
primer meliputi data karakteristik keluarga (nama ibu, usia ibu, pendidikan ibu,
pendapatan keluarga, dan jumlah anak); data karakteristik contoh (nama contoh,
usia contoh, jenis kelamin contoh, dan berat badan lahir contoh); data konsumsi
pangan contoh; data pengetahuan ibu tentang gizi; data pola asuh kesehatan; dan
data status gizi (berat badan dan tinggi badan).
Analisis data menggunakan Microsoft Excel 2013, SPSS version 20.0 for
Windows dan SAS version 9.1 for Windows. Analisis statistik yang digunakan
adalah uji beda menggunakan one way ANOVA dengan uji lanjut duncan untuk
melihat perbedaan pola asuh kesehatan, asupan gizi, pengetahuan ibu terhadap
gizi, dan status gizi antara balita, anak usia sekolah dan remaja. Uji regresi linear
berganda dengan metode stepwise digunakan untuk menganalisis faktor-faktor
yang mempengaruhi status gizi anak.
Penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan tingkat kecukupan
energi, tingkat kecukupan protein, tingkat kecukupan karbohidrat, tingkat
kecukupan kalsium, tingkat kecukupan besi pada balita, anak usia sekolah, dan
remaja. Terdapat pengaruh pola asuh kesehatan terhadap status gizi berat badan
menurut umur pada balita. Tinggi badan menurut umur pada balita dipengaruhi
oleh tingkat kecukupan kalsium. Berat badan menurut tinggi badan pada balita
dipengaruhi oleh pengetahuan gizi ibu, tingkat kecukupan vitamin C, dan tingkat
kecukupan karbohidrat. Pada anak usia sekolah, status gizi tinggi badan menurut
umur dipengaruhi oleh tingkat kecukupan vitamin C, pengetahuan gizi ibu, dan
pendidikan ibu. Status gizi IMT/U pada anak usia sekolah dipengaruhi oleh
pengetahuan gizi ibu. Demikian juga pada anak remaja, status gizi tinggi badan
menurut umur dipengaruhi oleh pengetahuan gizi ibu. Status gizi IMT/U pada
remaja dipengaruhi oleh pendidikan ibu.
Collections
- MT - Human Ecology [2190]