Show simple item record

dc.contributor.advisorSaptomo, Satyanto K.
dc.contributor.advisorWaspodo., Roh Santoso B.
dc.contributor.authorPranoto, Radius
dc.date.accessioned2017-01-30T07:16:44Z
dc.date.available2017-01-30T07:16:44Z
dc.date.issued2016
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/82648
dc.description.abstractLaju pertumbuhan penduduk yang semakin pesat biasanya diikuti dengan terjadinya perubahan fungsi penggunaan lahan. Aktivitas ini menyebabkan degradasi lahan, kekritisan daerah resapan, peningkatan run off dan menurunkan laju infiltrasi suatu daerah aliran sungai. Sebagai antisipasi awal terhadap masalah tersebut maka perlu dilakukan identifikasi terhadap kondisi kekritisan daerah resapan dan analisis dampak kekritisan tersebut terhadap neraca air dan potensi laju resapan airnya. Penelitian ini dilakukan pada Daerah Aliran Sungai Cisadane Hulu yang diduga sebagai salah satu DAS kritis di Indonesia. Peta penggunaan lahan tahun 2006, 2009 dan 2013, kelerengan, jenis tanah, dan curah hujan adalah empat komponen yang menjadi faktor penentu kekritisan daerah resapan. Dengan teknik overlay dan scoring maka akan diperoleh kondisi kekritisan daerah resapan. Neraca air dianalisis dengan metode SCS-CN dan Thornhtwaite-Mather. Besarnya potensi resapan air diprediksi dengan persamaan yang dikeluarkan oleh IWACO dan WASECO (1990). Evaluasi model dilakukan dengan melihat nilai standar deviation (Dvi), koefisien Nash-Sutcliffe (ENS), Index of Agreement (IOA) dan koefisien determinasi (R2) berdasarkan perbandingan debit limpasan hasil simulasi dengan debit limpasan observasi. Dari hasil penelitian diperoleh sebaran kondisi kekritisan daerah resapan di DAS Cisadane Hulu berturut-turut pada tahun 2006, 2009 dan 2013 yaitu daerah resapan dalam kondisi baik sebesar 24.7%, 24.7%, 23.6%; normal alami sebesar 6.6%, 6.2%, 3.7%; mulai kritis sebesar 17.9%, 17.8%, 19.4%, agak kritis sebesar 25.0%, 24.9%, 30.7%; kondisi kritis sebesar 23.9%, 24.5%, 22.0%; dan sangat kritis sebesar 1.9%, 2.0%, 0.7%. Hasil prediksi debit limpasan pada setiap kondisi daerah resapan tahun 2006, 2009 dan 2013 menunjukkan predikat memuaskan sampai dengan baik yang ditunjukkan dengan nilai akurasi untuk data bulanan berturut-turut; Dvi (10.2 %, 10 % dan 6.4 %); untuk nilai ENS (0.53, 0.53 dan 0.54); untuk nilai IOA (0.81, 0.81 dan 0.82), dan R2 0.67. Sedangkan untuk data tahunan menghasilkan nilai akurasi Dvi (8.7 %, 8.5 % dan 4.8 %); ENS (0.72, 0.72 dan 0.80), untuk nilai IOA (0.93, 0.93 dan 0.95) dan R2 0.84. Besarnya potensi laju resapan air rata-rata untuk daerah resapan dalam kondisi baik sebesar 154.5 x 106 m3, normal alami sebesar 33.9 x 106 m3, mulai kritis sebesar 94.6 x 106 m3, agak kritis sebesar 130.9 x 106 m3, kritis sebesar 98.2 x 106 m3, sangat kritis sebesar 6.2 x 106 m3.. Potensi resapan air total tahunan adalah 511.7 x 106 m3 /tahun sampai dengan 569.2 x 106 m3 /tahun atau sekitar 14% - 15.6% dari total curah hujan dengan ratarata perubahan potensi resapan air pada tahun 2006-2009 turun sebesar -0.04%, tahun 2009-2013 turun sebesar -3.2% dan tahun 2006-2013 turun sebesar -3.3%.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcHydrologyid
dc.subject.ddcWatershedsid
dc.subject.ddc2016id
dc.subject.ddcBogor-Jawa Baratid
dc.titleAnalisis Potensi Resapan Di Daerah Aliran Sungai Cisadane Huluid
dc.typeThesisid
dc.subject.keyworddaerah resapanid
dc.subject.keywordneraca airid
dc.subject.keywordoverlayid
dc.subject.keywordscoringid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record