Show simple item record

dc.contributor.advisorMuladno
dc.contributor.advisorPriyanto, Rudy
dc.contributor.authorSetiyabudi, Raden Jatu Winantoro
dc.date.accessioned2017-01-30T07:11:59Z
dc.date.available2017-01-30T07:11:59Z
dc.date.issued2016
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/82626
dc.description.abstractBalai Pembibitan Ternak Unggul dan Hijauan Pakan Ternak (BPTU HPT) Denpasar telah lama menerapkan program VBC dengan pola inti-terbuka. Program pemuliaan ini melibatkan kelompok peternak untuk plasma dan BPTU HPT Denpasar sebagai inti. Melalui pola ini terdapat aliran ternak hasil pemuliaan di kelompok plasma ke inti dan sebaliknya sehingga populasi yang satu mempengarhui populasi yang lain. Penelitian ini bertujuan untuk mengestimasi tren gentik dan fentotipik sifat pertumbuhan bobot lahir, bobot sapih dan bobot satu tahun sapi Bali di BPTU HPT Denapasar di Pulukan Bali. Penelitian ini mempergunakan data hasil koleksi BPTU HPT Denpasar dari tahun 2008-2013 Data meliputi data non-genetik yaitu catatan jenis kelamin, paritas, dan tahun kelahiran serta data genetik yaitu catatan data bobot lahir (BL), sapih (BS), dan 12 bulan (BY) dengan jumlah ternak masing-masing 573, 541 dan 523 ekor. Data bobot badan sebelum analisis dilakukan koreksi untuk bobot sapih umur 205 hari (WW205) dan bobot setahun/365 hari (YW365). Data dianalisis mengunakan General Linier Model (GLM) untuk pengaruh non-genetic. Penngaruh genetik terdiri atas heritabilitas, ripitabilitas, korelasi genetik, korelasi fenotipik diestimasi mempergunakan General Linier Model and Restricted Maximum Likelihood. Pendugaan tren fenotipik dan genetik diperoleh menggunakan regresi linier rataan sifat yang diamati terhadap tahun kelahiran. Nilai heritabilitas bobot lahir, sapih, 6 bulan, dan 12 bulan yang diperoleh masing-masing adalah 0.02±0.08; 0.83±0.18 dan 0.62±0.30. Korelasi genetik dan fenotipik tertinggi diperoleh antara berat sapi dan berat satu tahun masing-masing adalah 0.719 and 0.650. Persamaan regresi yang diperoleh untuk EBV semua sifat yang diamati serta tren fenotipik BS dan BY tidak signifikan (P>0.01) dengan koefisien determinan (R2) rendah. Sebaliknya, persamaan regresi untuk tren fenotipik BL signifikan (P<0.01) dengan koefisien R2 tinggi sehingga bisa dikatakan untuk tren BL sapi Bali menurun. Dengan tidak ditunjukkannya peningkatan tren EBV untuk ketiga sifat yang diamati serta penampilan BL yang menurun tiap tahun cukup memberikan peringatan tentang program pemuliaan yang dilaksanakan.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcanimal husbandryid
dc.subject.ddcCattleid
dc.subject.ddc2016id
dc.subject.ddcDenpasar, Baliid
dc.titleEvaluasi Tren Fenotipik Dan Genetik Sapi Bali Di Balai Pembibitan Ternak Unggul Dan Hijauan Pakan Ternak Denpasar.id
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordVBCid
dc.subject.keywordsapi Baliid
dc.subject.keywordparameter genetikid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record