Show simple item record

dc.contributor.advisorZakaria, Fransiska R.
dc.contributor.advisorPrangdimurti, Endang
dc.contributor.authorPutri, Nela Eska
dc.date.accessioned2017-01-30T07:08:34Z
dc.date.available2017-01-30T07:08:34Z
dc.date.issued2016
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/82605
dc.description.abstractDiabetes melitus termasuk salah satu penyakit tidak menular utama yang jumlah penderitanya terus meningkat terutama di negara-negara berkembang seperti Indonesia. Berdasarkan data IDF 2015 Indonesia menempati urutan ketujuh penderita diabetes melitus tertinggi di dunia dengan jumlah 10 juta jiwa pada tingkat umur 20-79 tahun. Penderita diabetes melitus tipe 2 mengalami gangguan sekresi insulin, yaitu sel beta pankreas tidak menghasilkan hormon insulin dalam jumlah yang cukup, atau mengalami resistensi insulin, yaitu insulin tidak mampu menstimulasikan glukosa di dalam darah menuju sel karena reseptor insulin mengalami kerusakan. Kedua hal ini menyebabkan terjadinya penumpukan glukosa di dalam darah (hiperglikemik). Hiperglikemik cenderung menimbulkan stres oksidatif yang memicu autooksidasi glukosa sehingga terbentuk oksigen radikal atau ROS (Reactive Oxygen Spesies). ROS akan merusak DNA inti sehingga proses glikolisis terganggu dan menyebabkan munculnya jalur AGEs (Advanced glycation end products) yang ditandai dengan meningkatnya HbA1c pada darah. ROS juga dapat memicu timbulnya inflamasi atau peradangan. Inflamasi dapat mengaktivasi pelepasan sitokin oleh sel dan jaringan tubuh, seperti IL-6 yang dilepaskan oleh makrofag (Hurst et al. 2001). Selain itu, saat terjadi inflamasi enzim siklooksigenase (COX-2) akan terinduksi dari sel. Salah satu cara mengendalikan glukosa darah adalah dengan mengonsumsi makanan sehat yang mengenyangkan, memiliki indeks glikemik rendah, kaya protein, serat dan antioksidan serta rendah kolesterol. Tahu yang diolah dari kedelai merupakan makanan berprotein tinggi serta mengandung isoflavon sebagai antioksidan. Oleh karena itu tahu cocok untuk penderita diabetes. Pada proses pengolahan tahu dihasilkan ampas kedelai yang kaya akan serat pangan, protein dan antioksidan. Kedelai hitam memiliki protein yang tidak kalah dengan protein kedelai kuning, selain itu kandungan antosianin sebagai antioksidan yang terdapat pada kulitnya menyebabkan kedelai hitam lebih unggul dibandingkan kedelai kuning. Pada penelitian ini telah dilakukan intervensi tahu kedelai hitam yang diperkaya dengan serat (ampas kedelai) pada 9 responden diabetes, selain itu ada 9 responden diabetes yang tergabung dalam kelompok kontrol (pembanding) yang tidak diberikan tahu kedelai hitam kaya serat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tahu kedelai hitam kaya serat dapat menurunkan nilai optical density HbA1c, insulin, dan IL-6 secara signifikan (p=0.00) jika dibandingkan dengan kelompok kontrol. Tahu kedelai hitam kaya serat berpotensi meningkatkan status kesehatan responden diabetes melitus.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcFood scienceid
dc.subject.ddcCereal Technologyid
dc.subject.ddc2016id
dc.subject.ddcBogor-JABARid
dc.titlePengaruh Intervensi Tahu Kedelai Hitam Kaya Serat Terhadap Glukosa Darah Dan Inflamasi Responden Diabetes Melitus Tipe 2id
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordDM tipe 2id
dc.subject.keywordglukosa darahid
dc.subject.keywordinflamasiid
dc.subject.keywordseratid
dc.subject.keywordtahu kedelai hitamid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record