Show simple item record

dc.contributor.advisorYuwono, Sabdo Arief
dc.contributor.advisorChadirin, Yudi
dc.contributor.authorElviana
dc.date.accessioned2017-01-30T06:59:48Z
dc.date.available2017-01-30T06:59:48Z
dc.date.issued2016
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/82567
dc.description.abstractLaju pertumbuhan ekonomi yang tinggi berpengaruh terhadap kualitas udara suatu wilayah.Menurunnya kualitas lingkungan dapat diduga dari tingginya konsumsi bahan bakar.Proses pembakaran bahan bakar minyak akan menghasilkan pencemar-pencemar ke udara, seperti partikel debu (PM), karbon monoksida (CO), hidrokarbon (HC), oksida-oksida nitrogen (NOx), sulfur dioksida (SO2), dan O3. Estimasi beban emisi merupakan tahap penting dalam menguantifikasi beban pencemar di suatu wilayah. Penelitian ini bertujuan menghitung beban emisi SO2, NOx, CO, dan PM10Wilayah Provinsi Bangka Belitung, menghitung kontribusi masing-masing kota/kabupaten terhadap beban emisi Provinsi Bangka Belitung, dan mempelajari strategi pengurangan emisi dan dampaknya terhadap besarnya beban emisi.Salah satu caraperhitungan yang digunakan adalah menggunakan faktor emisi. Data yang digunakan untuk perhitungan diperoleh dari berbagai instansi.Faktor emisi dikembangkan oleh berbagai instansi, seperti US-EPA (Environmental Protection Agency of the United States), IPCC (Intergovernmental Panel on Climate Change), dan UK-NAEI (National Atmospheric Emissions Inventory of the United Kingdom).Data yang dikumpulkan untuk perhitungan berupa data selama 3 tahun dikarenakan minimnya data yang tersedia dan dihitung dalam satuan ton/tahun. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh rata-rata beban emisi SO2 Provinsi Bangka Belitung sebesar 6,046 ton/tahun, NOx sebesar 16,325 ton/tahun, CO sebesar 75,640 ton/tahun, dan PM10 sebesar 2,751 ton/tahun. Sektor industri merupakan penyumbang terbesar beban emisi SO2 sebesar 41%, pembangkit listrik sebesar 31%, transportasi sebesar 21%, domestik sebesar 1%. Sektor transportasi merupakan penyumbang terbesar beban emisi NOx sebesar 62%, pembangkit listrik sebesar 22%, industri sebesar 12%, dan peternakan dan pertanian sebesar 2%, persampahan sebesar 1%, dan domestik sebesar 1%.Sektor transportasi merupakan penyumbang terbesar beban emisi CO sebesar 97%, persampahan sebesar 3%.Sektor transportasi juga merupakan penyumbang terbesar beban emisi PM10 sebesar 80%, persampahan sebesar 15%, pembangkit listrik sebesar 3%, industri sebesar 1%, dan peternakan dan pertanian sebesar 1%. Kabupaten Bangka merupakan penyumbang terbesar beban emisi SO2 sebesar 40%, NOx sebesar 22%, CO sebesar 33%, dan PM10 sebesar 23%. Pada tahun 2011 beberapa kabupaten mengalami penurunan beban emisi SO2 disebabkan penurunan produktivitas industri sebesar 40%.Secara merata beban emisi di setiap kabupaten di Bangka Belitung dipengaruhi oleh sektor transportasi. Ada beberapa strategi yang dapat diterapkan oleh pemerintah provinsi yaitu, penerapan smart driving diharapkan dapat menurunkan beban emisi sebesar 10%, audit energi di sektor industri diharapkan menurunkan beban emisi sebesar 10%, mengurangi penggunaan solar untuk pembangkit listrik diharapkan dapat menurunkan emisi sebesar 5%/tahun, dan konversi minyak tanah ke LPG menurunkan emisi sebesar 5%. Dengan menerapkan strategi tersebut, beban emisi dapat berkurang sebesar 30%.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcEngineeringid
dc.subject.ddcCivil engineeringid
dc.subject.ddc2014id
dc.subject.ddcBangka, Sumatera Selatanid
dc.titleAnalisis Beban Emisi Udara Primer Di Provinsi Bangka Belitung Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor Bogorid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordbeban emisiid
dc.subject.keywordProvinsi Bangka Belitungid
dc.subject.keywordreduksi emisiid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record