Show simple item record

dc.contributor.advisorYonvitner
dc.contributor.advisorBoer, Mennofatria
dc.contributor.authorArdelia, Vera
dc.date.accessioned2016-12-28T03:17:33Z
dc.date.available2016-12-28T03:17:33Z
dc.date.issued2016
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/82346
dc.description.abstractIkan tongkol dan tetengkek merupakan ikan pelagis yang berperan penting dalam rantai makanan sebagai ikan karnivora dan berpengaruh terhadap keseimbangan ekosistem perairan. Kajian mengenai indikator biologi dan dinamika populasi diperlukan untuk mengatur populasi pemanfataan sumber daya tersebut. Hasil ini diharapkan berguna dalam rangka kebijakan pengelolaan perikanan tongkol dan tetengkek. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk menganalisis status sumber daya ikan tongkol dan tetengkek di perairan Selat Sunda. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2015 hingga Agustus 2016 yang berasal dari hasil tangkapan nelayan di perairan Selat Sunda yang didaratkan di Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Labuan Pandeglang. Analisis data terdiri atas hubungan panjang berat, faktor kondisi, sebaran frekuensi panjang, pertumbuhan, ukuran pertama kali matang gonad, nisbah kelamin, tingkat kematangan gonad (TKG), indeks kematangan gonad (IKG), diameter telur dan fekunditas. Aspek biologi dari hasil penelitian menunjukkan bahwa ikan tongkol memiliki pola pertumbuhan allometrik positif, sedangkan ikan tetengkek memiliki pola pertumbuhan isometrik. Ikan tongkol dan tetengkek betina lebih cepat matang gonad dibandingkan ikan jantan. Nisbah kelamin ikan tongkol dan tetengkek betina lebih kecil dibandingkan ikan tongkol dan tetengkek jantan. Ikan tongkol dan tetengkek didominasi TKG I dan II (belum matang gonad). Fekunditas ikan tongkol berada pada kisaran antara 17 814 – 560 792 butir dengan puncak ukuran diameter telur pada 0.0250 – 1.0750. Sedangkan, fekunditas Ikan tetengkek berkisar 1.401- 103.825 butir dengan puncak ukuran diameter telur pada 0.2224-0.3210. Berdasarkan aspek dinamika populasi, dapat diketahui bahwa catch per unit effort (CPUE) ikan tongkol dan tetengkek mengalami kecenderungan penurunan. Model produksi surplus yang digunakan yaitu model Fox yang menghasilkan MSY sebesar 1 519 ton per tahun dengan upaya penangkapan maksimum 5 040 trip. laju eksploitasi ikan tongkol dan tetengkek sudah melebihi 0.5 sehingga diduga sumberdaya ikan tongkol dan tetengkek sudah mengalami eksploitasi berlebih (over exploitation). ikan tongkol telah mengalami overfishing. Sedangkan untuk hasil tangkapan ikan tetengkek belum melebihi tangkapan potensi lestari.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultral University (IPB)id
dc.subject.ddcBiologyid
dc.subject.ddcBiological reproductionid
dc.subject.ddc2015id
dc.subject.ddcBanten-Jawa Baratid
dc.titlePrecautionary Approach Dalam Pengelolaan Sumber Daya Ikan Tongkol (Euthynnus Affinis) Dan Ikan Tetengkek (Megalaspis Cordyla) Di Perairan Selat Sundaid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordbiologi reproduksiid
dc.subject.keyworddinamika populasiid
dc.subject.keywordikan tongkolid
dc.subject.keywordikan tetengkekid
dc.subject.keywordSelat Sundaid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record