Show simple item record

dc.contributor.advisorEvvyernie, Dwierra
dc.contributor.advisorTiuria, Risa
dc.contributor.authorTresia, Gresy Eva
dc.date.accessioned2016-12-09T06:52:43Z
dc.date.available2016-12-09T06:52:43Z
dc.date.issued2016
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/82205
dc.description.abstractNematoda saluran pencernaan terus menghambat produksi ternak ruminansia kecil karena resistensi obat cacing dan kurangnya produk yang efektif untuk pengendalian nematoda saluran pencernaan dalam tingkat produksi organik. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa herbal daun kemuning (Murraya paniculata L. Jack) memiliki kemampuan sebagai kandidat obat cacing pada ternak kambing PE laktasi dalam mengurangi telur tiap gram tinja (TTGT) dari Strongylida sebesar 43.67% dibandingkan dengan pemberian Oxfendazole 0.0005% secara oral sebagai kontrol. Untuk mengkonfirmasi hal tersebut, penelitian ini bertujuan menentukan dosis efektif dari daun kemuning dengan dua metode ekstraksi (infusa dan maserasi) dalam mereduksi Trichostrongylidae dan mengidentifikasi senyawa bioaktif yang terkandung dalam daun kemuning secara in vitro. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 11 perlakuan dan 5 ulangan. Perlakuan tersebut terdiri dari kontrol, Oxfendazole (0.0005% dan 0.005%), ekstrak infusa daun kemuning dan ekstrak maserasi dengan level 1%, 3%, 5% dan 7% (b/v). Materi uji in vitro meliputi telur cacing dalam feses kambing PE laktasi, larva infektif dan cacing dewasa Trichostrongylidae. Tipe larva yang diamati adalah Trichostrongylus sp., Haemonchus sp., dan Cooperia sp. yang merupakan bagian famili Trichostrongylidae. Peubah yang diamati pada ekstrak adalah rendemen dan fitokimia secara kualitatif dan kuantitatif (flavonoid quarcetin, saponin, dan tanin). Peubah yang diamati pada uji in vitro adalah rataan jumlah kematian, persentase mortalitas, lethal time (LT50), dan lethal concentration terhadap perkembangan larva, larva infektif dan cacing dewasa Trichostrongylidae. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan sangat nyata (P<0.01) meningkatkan mortalitas dan mempercepat waktu kematian (lethal time) Trichostrongylidae. Semakin tinggi konsentrasi perlakuan maka efektifitasnya semakin tinggi. Ekstrak infusa memiliki rendemen 6.48% yang mengandung flavonoid quarcetin, saponin, tanin secara berturut-turut 0.53%, 2.38%, dan 1.35%. Ekstrak maserasi memiliki rendemen 2.87% yang mengandung flavonoid quarcetin, saponin, tanin secara berturut-turut secara berturut-turut 3.39%, 2.46%, dan 0.65%. Ekstrak infusa 7% memiliki rendemen dan kandungan tannin yang lebih tinggi dan lebih efektif dibanding ekstrak maserasi 7% dan Oxfendazole 0.005% terhadap perkembangan larva, larva infektif dan cacing dewasa Trichostrongylidae (masing-masing 93.14%, 94.39% dan 90%). Ekstrak maserasi 7% memiliki efektifitas terhadap perkembangan larva, larva infektif dan cacing dewasa Trichostrongylidae berturut-turut 72%, 84.34%, dan 86.64%. Konsentrasi ekstrak infusa dibutuhkan untuk menimbulkan mortalitas 50% pada perkembangan larva, larva infektif dan cacing dewasa masing-masing 1.78%, 3.10%, dan 4.12% sedangkan pada ekstrak maserasi masing-masing 6.77%, 3.77%, dan 5.65%. Konsentrasi 7% diprediksi dapat mereduksi 100% ttgt selama 6-7 hari secara in vivo. Simpulan dari penelitian ini bahwa secara in vitro 7% ekstrak infusa daun kemuning dapat dikembangkan sebagai kandidat terbaik herbal obat cacing dalam mengendalikan infeksi Trichostrongylidae.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultral University (IPB)id
dc.subject.ddcAnimal feedingid
dc.subject.ddcSilageid
dc.subject.ddc2016id
dc.subject.ddcBogor-Jawa Baratid
dc.titlePenapisan Fitokimia Dan Kajian In Vitro Ekstrak Daun Kemuning (Murraya Paniculata L. Jack) Terhadap Trichostrongylidaeid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordinfusaid
dc.subject.keywordkemuningid
dc.subject.keywordmaserasiid
dc.subject.keywordtaninid
dc.subject.keywordTrichostrongylidaeid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record