Produktivitas Ayam Pedaging Pada Ketinggian Tempat Pemeliharaan Berbeda Di Provinsi Sulawesi Selatan
View/ Open
Date
2016Author
Syamsuryadi, Bahri
Afnan, Rudi
Arief, Irma Isnafia
Ekastuti, Damiana Rita
Metadata
Show full item recordAbstract
Kondisi topografi yang beragam di beberapa wilayah di Sulawesi Selatan memiliki pengaruh terhadap karakteristik mikroklimatik suatu wilayah dan dapat mempengaruhi keadaan hidrologis di permukaan bumi. Perbedaan mikroklimat pada satu wilayah memberikan dampak negatif terhadap peternakan ayam pedaging diantaranya gangguan keseimbangan panas tubuh, nafsu makan dan metabolisme energi. Mikroklimat dalam kandang yang tidak dapat dikontrol pada sistem perkandangan terbuka dipengaruhi oleh perubahan lingkungan sekitar kandang. Tinggi dan rendah suhu lingkungan dikombinasikan dengan kecepatan angin yang tidak normal dalam kandang memiliki efek negatif pada produktivitas ayam. Peningkatan produksi panas di dalam tubuh akibat perubahan lingkungan berpengaruh terhadap kondisi fisiologi dan merupakan faktor yang mempengaruhi kualitas daging.
Penelitian ini dilakukan untuk mempelajari hubungan ketinggian tempat pemeliharaan dan jenis kelamin terhadap performa, karakteristik hematologis dan kualitas daging. Sebanyak 144 ekor ayam pedaging yang terdiri dari 72 ekor jantan dan 72 ekor betina dimasukkan ke dalam kandang petak bambu (pen) berukuran 1x1 m2. Setiap pen diisi 8 ekor ayam pedaging dengan jenis kelamin yang sama. Pengambilan data performa dan mikro klimatik dimulai pada umur 14 hari sampai 42 hari. Lokasi kandang pemeliharaan dibedakan berdasarkan ketinggian tempat, yakni ketinggian 50 mdpl di Kecamatan Segeri Kab. Pangkep, ketinggian 300 mdpl di Kecamatan Pallaka Kab. Bone dan ketinggian 500 mdpl di Kecamatan Ulaweng Kab. Bone. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL) pola faktorial dengan perlakuan ketinggian tempat pemeliharaan dan jenis kelamin ayam dan dilakukan uji least square means apabila terdapat perbedaan yang nyata
Hasil penelitian menunjukkan ayam yang dipelihara pada ketinggian tempat pemeliharaan 500 mdpl menunjukkan bobot badan dan hematologis yang nyata lebih tinggi (P<0.01) dari ketinggian 300 mdpl dan 50 mdpl. Jenis kelamin jantan tingkat kualitas fisik dan mikrobiologi daging bagian paha, pada ayam yang dipelihara pada ketinggian 500 mdpl mengalami penurunan seiring dengan meningkatnya ketinggian tempat lokasi penelitian namun masih berada dalam batasan normal. Hasil penelitian ini menyimpulkan performa yang lebih baik dapat dicapai apabila ayam pedaging dipelihara pada dataran tinggi dengan jenis kelamin jantan.
Collections
- MT - Animal Science [1146]