Show simple item record

dc.contributor.advisorSuhartono, : Maggy Thenawidjaya
dc.contributor.advisorPalupi, Nurheni Sri
dc.contributor.advisorOgawa, Masahiro
dc.contributor.authorRusdah
dc.date.accessioned2016-08-30T06:28:04Z
dc.date.available2016-08-30T06:28:04Z
dc.date.issued2016
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/81450
dc.description.abstractTempe merupakan salah satu produk fermentasi kedelai yang berasal dari Indonesia dan saat ini telah dikenal luas di dunia karena keunikan rasa dan kandungan nutrisinya. Kedelai dan produk fermentasinya mempunyai kandungan protein tinggi dan komponen bioaktif seperti isoflavones dan peptida. Fermentasi kedelai oleh Rhizopus sp pada proses pembuatan tempe, meningkatkan nilai fungsionalnya diantaranya peningkatan kandungan peptida bioaktif yang bisa berfungsi sebagai sumber antioksidan. Proses ekstraksi peptida bioaktif bisa sangat beragam satu sama lain disebabkan oleh keunikan karakter dari protein dan peptida sehingga dibutuhkan metode ekstraksi yang tepat untuk masing-masing produk fermentasi kedelai. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis pelarut terbaik dalam melarutkan peptida pada produk fermentasi, serta menganalisis aktivitas antioksidan menggunakan metode DPPH, ferric reducing capacity (FRC) dan oxygen radical absorbance capacity (ORAC). Dua jenis tempe yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari dua jenis kedelai dengan label genetically modified organism (GMO) dan non-GMO. Pengaruh perebusan pada tempe selama 10 menit juga diamati untuk melihat aktivitas antioksidan tempe setelah melalui proses pemasakan. Penelitian ini terdiri dari tiga bagian, (1) penentuan pelarut terbaik yang memberikan tingkat kelarutan terbaik menggunakan 6 jenis pelarut organik (pelarut campuran acetonitril-air dalam 5 konsentrasi berbeda, ethanol, dan trifluoroacetic acid) serta pelarut air, (2) analisis tingkat kelarutan peptida dan aktivitas antioksidan dari tempe dengan label GM dan non-GM, (3) analisis pengaruh perebusan (100 0C, 10 menit) terhadap kelarutan peptida dan aktivitas antioksidan menggunakan tempe non-GM. Semua sampel yang digunakan terlebih dahulu difraksinasi menggunakan membran dialisis (1.000; 3.500; 6.000 – 8.000 MWCO) dan dilakukan proses penghilangan komponen fenol dengan polivynilpirrolidone (PVP). Hasil menunjukkan pelarut organik terbaik dalam melarutkan peptida adalah pelarut acetonitril(1): air(1): trifluoroacetic acid(0.02) (A1W1TF) (4.708 mmol Gly eq.) (p<0,05) diikuti dengan acetonitril(1): air(3) (A1W3) (3.633 mmol Gly eq.) dan air (3.469 mmol Gly eq.). A1W1TF dan air kemudian digunakan untuk analisis pada dua kelompok perlakuan selanjutnya. Tingkat kelarutan peptida dan aktivitas antioksidan dari tempe-GM menunjukkan hasil yang lebih besar secara signifikan (p<0,05) dibanding dengan tempe non-GM pada sebagian besar fraksi molekul. Proses perebusan juga menunjukkan kelarutan peptida dengan berat molekul kecil yang lebih besar, baik dari ekstrak A1W1TF dan air, serta menunjukkan aktivitas antioksidan yang lebih tinggi. Fraksi peptida terbanyak yang terekstrak pada tempe berasal dari berat molekul ≤1 kDa dan >8 kDa, yang mana fraksi ini juga menunjukkan aktivitas terbaik pada uji antioksidan.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricutural University (IPB)id
dc.subject.ddcFood scienceid
dc.titlePeptida Antioksidan Tempe Indonesiaid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordantioksidanid
dc.subject.keywordektraksiid
dc.subject.keywordgenetically modifiedid
dc.subject.keywordpeptidaid
dc.subject.keywordtempeid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record