Show simple item record

dc.contributor.advisorKusumaningrum, Harsi Dewantari
dc.contributor.advisorSuyatma, Nugraha Edhi
dc.contributor.authorWahyuningsih, Sri
dc.date.accessioned2016-06-06T02:25:06Z
dc.date.available2016-06-06T02:25:06Z
dc.date.issued2016
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/80983
dc.description.abstractKelobot jagung banyak digunakan sebagai bahan kemasan makanan tradisional, diantaranya wajit Cililin khas Jawa Barat, dodol Bali khas Denpasar dan dodol Labusel khas Sumatera Barat. Kelobot jagung merupakan bahan kemasan yang mudah didapat, murah dan bersifat biodegradable. Bagian yang digunakan adalah lapisan tengah kelobot jagung yang telah dikeringkan. Bahan tersebut sangat mudah terkontaminasi mikroba sehingga dapat mempengaruhi kualitas bahan pangan. Aplikasi agen antimikroba, seperti ekstrak saponin dari daun pepaya, pada kelobot jagung sebagai bahan kemasan sangat berguna dalam mencegah pertumbuhan mikroba pada permukaan produk. Pemilihan ekstrak antimikroba untuk aplikasi kemasan antimikroba penting, karena ekstrak antimikroba dapat bermigrasi ke dalam pangan sehingga produk pangan menjadi lebih awet. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk memanfaatkan komponen saponin daun pepaya sebagai kemasan antimikroba pada kelobot jagung dengan tahapan ekstraksi komponen saponin, pengukuran kandungan saponin, pemaparan ekstrak saponin kasar dan ekstrak saponin daun pepaya muda terhadap Aspergillus niger, uji laju transmisi uap air, elongasi dan kekuatan tarik serta uji mutu mikrobiologi kemasan. Ekstrak saponin kasar dan ekstrak saponin diekstraksi dengan menggunakan metode ultrasonikasi dan dideteksi dengan menghitung total kadar saponin dengan menggunakan spektrofotometer UV-Vis. Pemaparan ekstrak kasar saponin dan saponin dengan konsentrasi 6,25; 12,5; 25; 50 dan 100 mg/ml terhadap koloni A. niger ATCC 6275 menggunakan metode makrodilusi. Aplikasi ekstrak kasar saponin dan saponin dengan konsentrasi 10; 20 dan 25 mg/ml pada kelobot jagung menggunakan metode pencelupan selama 5 menit. Pengujian sifat fisik dan mekanis kelobot menggunakan metode standar uji ASTM D882-88 dan ASTM E96-95 dengan modifikasi. Pengujian mutu mikrobiologi kelobot jagung dilakukan pengujian ALT dan AKK. Pengeringan daun papaya dengan menggunakan cabinet dryer menghasilkan rendemen ekstrak kasar saponin tertinggi pada daun muda sebanyak 12,96±0,26%. Total kadar saponin yang terdapat pada ekstrak kasar saponin daun pepaya adalah 115,43 mg saponin g-1 dan ekstrak saponin adalah 480,19 mg saponin g-1. Paparan ekstrak kasar saponin daun pepaya muda dengan konsentrasi 25 mg/ml selama 24 jam dapat menurunkan jumlah A. niger sebesar 1,35 log koloni/ml sedangkan ekstrak saponin dengan konsentrasi 50 mg/ml dapat menurunkan jumlah A. niger sebesar 0,36 log koloni/ml. Aplikasi ekstrak kasar saponin dan saponin daun pepaya pada kelobot jagung dengan konsentrasi 10; 20 dan 25 mg/ml pada uji sifat fisik dan mekanis tidak berpengaruh nyata terhadap tebal kemasan, pemanjangan dan kekuatan tarik kelobot jagung. Hasil uji laju transmisi uap air menunjukkan bahwa perlakuan dengan konsentrasi 25 mg/ml ekstrak kasar saponin menunjukkan transmisi yang paling rendah.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcFood scienceid
dc.titleAktivitas Antimikroba Ekstrak Saponin Daun Pepaya Dan Pengaruhnya Pada Kemasan Kelobot Jagungid
dc.typeThesisid
dc.subject.keyworddaun pepayaid
dc.subject.keywordekstrak kasar saponinid
dc.subject.keywordekstrak saponinid
dc.subject.keywordkelobot jagungid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record