Show simple item record

dc.contributor.advisorIskandar
dc.contributor.advisorR, Sri Wilarso Budi
dc.contributor.authorIkbal
dc.date.accessioned2016-06-06T02:17:14Z
dc.date.available2016-06-06T02:17:14Z
dc.date.issued2016
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/80959
dc.description.abstractReklamasi lahan bekas tambang adalah salah satu kegiatan yang harus dilakukan oleh setiap perusahaan yang melakukan kegiatan penambangan. Lahan bekas penambangan secara nyata memperlihatkan kondisi fisik, kimia dan biologi tanah yang kurang baik. Kerusakan fisik tanah meliputi pemadatan tanah, kerusakan struktur dan stabilitas tanah, bentuk lahan berubah dan tanah kurang menyimpan air. Kerusakan kimia terdiri atas pH yang masam, defisiensi unsur hara serta pencemaran logam berat di tambang-tambang tertentu, sedangkan secara biologi terkait dengan peranan mikroorganisme di dalam tanah. Keadaan lahan pascatambang ini akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Sebagai akibatnya tanaman tidak dapat berkembang secara normal, kerdil, merana dan mati. Oleh karena itu, untuk memperbaiki keadaan tanah yang tidak subur ini, penambahan bahan amelioran seperti bahan humat dan kompos mutlak dilakukan dalam rangka meningkatkan kesuburan tanah. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis pengaruh pemberian bahan humat dan kompos terhadap sifat-sifat kimia tanah, logam berat Cr dan Ni dalam tanah dan pertumbuhan tanaman revegetasi. Penelitian ini dilaksanakan mulai Januari sampai Agustus 2015. Penelitian dilakukan di rumah kaca dan lahan bekas tambang PT. Aneka Tambang (Persero) Tbk., Kecamatan Pomalaa, Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara. Percobaan I yang dilakukan di rumah kaca area pembibitan menggunakan Rancangan Acak Lengkap pola faktorial 2 faktor. Dosis bahan humat terdiri dari 3 taraf, yaitu 0.0; 0.5; dan 1.0 ml/polybag. Kompos yang digunakan merupakan campuran kotoran guano, kotoran kambing dan sekam padi. Pemberian dosis kompos terdiri dari 3 taraf yaitu 0.0; 1.0; dan 2.5 kg/polybag. Percobaan II dilakukan di lahan bekas tambang dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok pola faktorial 2 faktor. Dosis bahan humat yang digunakan terdiri dari 3 taraf, yaitu 0.0; 0.5; dan 1.0 ml/lubang tanam. Dosis kompos terdiri dari 3 taraf yaitu 0.0; 1.0; dan 2.5 kg/lubang tanam. Kedua percobaan menggunakan tanaman sengon sebagai tanaman uji. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada percobaan I, pemberian bahan humat dapat meningkatkan C-organik dan N-total tanah. Pemberian kompos maupun kombinasi bahan humat dan kompos berpengaruh terhadap peningkatan C-organik, N-total, kejenuhan basa, P, dan kation basa tanah yang dipertukarkan (Ca-dd, Mg-dd, K-dd, dan Na-dd). Perlakuan dengan kompos saja dan kombinasi bahan humat dan kompos dapat menurunkan logam berat Cr tersedia dibandingkan humat. Namun, terjadi peningkatan logam berat Ni tersedia dalam tanah. Hal ini diduga kompos yang digunakan mengandung Ni dalam jumlah yang besar. Pengamatan pada pertumbuhan tanaman menunjukkan bahwa pemberian bahan humat dan kompos berpengaruh nyata pada tinggi tanaman, panjang akar dan biomassa. Selain itu, bahan humat dan kompos memiliki interaksi yang nyata pada panjang akar dan biomassa, namun tidak memiliki interaksi yang nyata pada tinggi tanaman. Perlakuan terbaik dalam meningkatkan tinggi tanaman, panjang akar dan biomassa adalah perlakuan bahan humat 0.5 ml dan kompos 2.5 kg. Pada Percobaan II, pemberian kompos saja dan kombinasi bahan humat dan kompos dapat meningkatkan N-total, P , KTK, kejenuhan basa dan kation basa tanah yang dipertukarkan (Ca-dd, Mg-dd, K-dd, dan Na-dd) dibandingkan bahan humat. Pemberian kompos dan humat serta kombinasi keduanya mampu menurunkan logam berat Cr tersedia, kecuali perlakuan bahan humat 0.5 ml belum mampu menurunkan logam berat Cr tersedia. Pada parameter logam berat Ni tersedia dalam tanah, perlakuan humat saja mampu menurunkan kandungan Ni tersedia dalam tanah lebih baik dibandingkan kompos dan kombinasi bahan humat dan kompos. Pengamatan pada pertumbuhan tanaman menunjukkan bahwa pemberian bahan humat dan kompos meningkatkan tinggi tanaman, diameter batang, panjang akar, bintil akar dan biomassa tanaman. Bahan humat dan kompos memiliki interaksi yang nyata pada panjang akar dan biomassa, namun tidak memiliki interaksi yang nyata pada tinggi tanaman, diameter batang dan bintil akar. Perlakuan terbaik dalam meningkatkan tinggi tanaman, panjang akar, dan bintil akar adalah perlakuan bahan humat 0.5 ml dan kompos 2.5 kg, sedangkan perlakuan terbaik dalam meningkatkan diameter batang dan biomassa tanaman adalah perlakuan bahan humat 1.0 ml dan kompos 2.5 kg.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcEnvironmentid
dc.subject.ddcDamageid
dc.titlePeningkatan Kualitas Tanah Bekas Tambang Nikel Untuk Media Pertumbuhan Tanaman Revegetasi Melalui Pemanfaatan Bahan Humat Dan Komposid
dc.typeUndergraduate Thesisid
dc.subject.keywordbahan humatid
dc.subject.keywordkomposid
dc.subject.keywordsengonid
dc.subject.keywordreklamasiid
dc.subject.keywordtambang nikelid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record