Peningkatan Kualitas Tanah Bekas Tambang Nikel Untuk Media Pertumbuhan Tanaman Revegetasi Melalui Pemanfaatan Bahan Humat Dan Kompos
Abstract
Reklamasi lahan bekas tambang adalah salah satu kegiatan yang harus
dilakukan oleh setiap perusahaan yang melakukan kegiatan penambangan. Lahan
bekas penambangan secara nyata memperlihatkan kondisi fisik, kimia dan biologi
tanah yang kurang baik. Kerusakan fisik tanah meliputi pemadatan tanah,
kerusakan struktur dan stabilitas tanah, bentuk lahan berubah dan tanah kurang
menyimpan air. Kerusakan kimia terdiri atas pH yang masam, defisiensi unsur
hara serta pencemaran logam berat di tambang-tambang tertentu, sedangkan
secara biologi terkait dengan peranan mikroorganisme di dalam tanah. Keadaan
lahan pascatambang ini akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
tanaman. Sebagai akibatnya tanaman tidak dapat berkembang secara normal,
kerdil, merana dan mati. Oleh karena itu, untuk memperbaiki keadaan tanah yang
tidak subur ini, penambahan bahan amelioran seperti bahan humat dan kompos
mutlak dilakukan dalam rangka meningkatkan kesuburan tanah. Tujuan penelitian
ini adalah menganalisis pengaruh pemberian bahan humat dan kompos terhadap
sifat-sifat kimia tanah, logam berat Cr dan Ni dalam tanah dan pertumbuhan
tanaman revegetasi.
Penelitian ini dilaksanakan mulai Januari sampai Agustus 2015. Penelitian
dilakukan di rumah kaca dan lahan bekas tambang PT. Aneka Tambang (Persero)
Tbk., Kecamatan Pomalaa, Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara. Percobaan I
yang dilakukan di rumah kaca area pembibitan menggunakan Rancangan Acak
Lengkap pola faktorial 2 faktor. Dosis bahan humat terdiri dari 3 taraf, yaitu 0.0;
0.5; dan 1.0 ml/polybag. Kompos yang digunakan merupakan campuran kotoran
guano, kotoran kambing dan sekam padi. Pemberian dosis kompos terdiri dari 3
taraf yaitu 0.0; 1.0; dan 2.5 kg/polybag. Percobaan II dilakukan di lahan bekas
tambang dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok pola faktorial 2
faktor. Dosis bahan humat yang digunakan terdiri dari 3 taraf, yaitu 0.0; 0.5; dan
1.0 ml/lubang tanam. Dosis kompos terdiri dari 3 taraf yaitu 0.0; 1.0; dan 2.5
kg/lubang tanam. Kedua percobaan menggunakan tanaman sengon sebagai
tanaman uji.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada percobaan I, pemberian bahan
humat dapat meningkatkan C-organik dan N-total tanah. Pemberian kompos
maupun kombinasi bahan humat dan kompos berpengaruh terhadap peningkatan
C-organik, N-total, kejenuhan basa, P, dan kation basa tanah yang dipertukarkan
(Ca-dd, Mg-dd, K-dd, dan Na-dd). Perlakuan dengan kompos saja dan kombinasi
bahan humat dan kompos dapat menurunkan logam berat Cr tersedia
dibandingkan humat. Namun, terjadi peningkatan logam berat Ni tersedia dalam
tanah. Hal ini diduga kompos yang digunakan mengandung Ni dalam jumlah yang
besar. Pengamatan pada pertumbuhan tanaman menunjukkan bahwa pemberian
bahan humat dan kompos berpengaruh nyata pada tinggi tanaman, panjang akar
dan biomassa. Selain itu, bahan humat dan kompos memiliki interaksi yang nyata
pada panjang akar dan biomassa, namun tidak memiliki interaksi yang nyata pada
tinggi tanaman. Perlakuan terbaik dalam meningkatkan tinggi tanaman, panjang
akar dan biomassa adalah perlakuan bahan humat 0.5 ml dan kompos 2.5 kg.
Pada Percobaan II, pemberian kompos saja dan kombinasi bahan humat dan
kompos dapat meningkatkan N-total, P , KTK, kejenuhan basa dan kation basa
tanah yang dipertukarkan (Ca-dd, Mg-dd, K-dd, dan Na-dd) dibandingkan bahan
humat. Pemberian kompos dan humat serta kombinasi keduanya mampu
menurunkan logam berat Cr tersedia, kecuali perlakuan bahan humat 0.5 ml
belum mampu menurunkan logam berat Cr tersedia. Pada parameter logam berat
Ni tersedia dalam tanah, perlakuan humat saja mampu menurunkan kandungan Ni
tersedia dalam tanah lebih baik dibandingkan kompos dan kombinasi bahan humat
dan kompos. Pengamatan pada pertumbuhan tanaman menunjukkan bahwa
pemberian bahan humat dan kompos meningkatkan tinggi tanaman, diameter
batang, panjang akar, bintil akar dan biomassa tanaman. Bahan humat dan
kompos memiliki interaksi yang nyata pada panjang akar dan biomassa, namun
tidak memiliki interaksi yang nyata pada tinggi tanaman, diameter batang dan
bintil akar. Perlakuan terbaik dalam meningkatkan tinggi tanaman, panjang akar,
dan bintil akar adalah perlakuan bahan humat 0.5 ml dan kompos 2.5 kg,
sedangkan perlakuan terbaik dalam meningkatkan diameter batang dan biomassa
tanaman adalah perlakuan bahan humat 1.0 ml dan kompos 2.5 kg.