Show simple item record

dc.contributor.advisorSetiawan, Budi Indra
dc.contributor.advisorSaptomo, Satyanto Krido
dc.contributor.advisorRudiyanto
dc.contributor.authorKumala, Akfia Rizka
dc.date.accessioned2016-06-06T02:04:51Z
dc.date.available2016-06-06T02:04:51Z
dc.date.issued2016
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/80920
dc.description.abstractKeberhasilan produksi garam pada musim kemarau sangat ditentukan oleh faktor cuaca selama musim produksi. Oleh sebab itu diperlukan teknologi pembuatan garam sepanjang tahun tanpa diganggu oleh faktor iklim. Desain evaporator garam pada penelitian ini mengacu pada dampak proses salinisasi pada tanah. Salinisasi adalah suatu proses yang menyebabkan garam terlarut dalam air terakumulasi di atas tanah. Akibat evaporasi tinggi dan kandungan garam tanah tinggi, sering terjadi proses salinisasi sehingga mengakibatkan garam mengendap di permukaan tanah. Penelitian ini diawali dengan analisis karakteristik tanah sebagai membran evaporator. Tabung evaporator berisi membran pasir hitam dan pasir putih. Analisis tersebut antara lain analisis distribusi partikel tanah, konduktivitas hidrolik jenuh (ks), bulk density (ρb), dan kadar air tanah jenuh (θs). Penelitian terdiri dari dua perlakuan dan masing-masing dilakukan pada dua tabung. Perlakuan pertama (P1) yakni dengan mengalirkan air garam dari tabung mariot secara terus menerus, sehingga diasumsikan kadar air tanah (θ) dalam kondisi stabil dan tidak jenuh. Sedangkan perlakuan kedua (P2) dilakukan dengan memberikan genangan pada membran dan membiarkan hingga genangan air garam menguap dan kadar air tanah berkurang. Bahan dasar berupa larutan air garam dapur (NaCl) dengan konsentrasi 50 g/l. Karakteristik fisik membran pasir hitam (T1) memililiki nilai ks 0.07 0.004 mm/detik, ρb sebesar 1.44 gram/cm3 dan θs sebesar 0.35 cm3/cm3. Sementara itu, membran pasir putih (T2) memiliki nilai ks sebesar 0.12 0.009 mm/detik, ρb sebesar 1.35 gram/cm3 dan θs sebesar 0.52 cm3/cm3. Berdasarkan hasil analisis distribusi partikel tanah, pasir hitam memiliki partikel berukuran lebih kecil daripada pasir putih. Laju evaporasi pada membran pasir hitam (T1), rata-rata sebesar 0.75 pada P1 dan 1.23 cm/hari pada P2. Laju evaporasi pada membran pasir putih (T2) sebesar 0.375 pada P1 dan 0.95 cm/hari pada P2. Kadar air tanah pada P1 cenderung konstan sedangkan P2 cenderung mengalami penurunan. Suhu membran P1 lebih tinggi daripada membran P2. Kadar garam pada membran cenderung tinggi pada nilai θ tinggi (0.29 m3/m3), T rendah (32 oC), dan EC tinggi (0.9 mS/cm). Namun evaporator mampu menghasilkan garam di atas membran pasir pada kondisi tidak tergenang. P1 menghasilkan kristal garam 14.7 gram pada P1T1 dan 15 gram pada P1T2. P2 menghasilkan garam dengan jumlah lebih sedikit, yaitu 6 gram pada P2T1 dan 4 gram pada P2T2.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcCivil engineeringid
dc.subject.ddcEvaparationid
dc.titleModel Evaporasi Air Garamid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordair garamid
dc.subject.keywordevaporasiid
dc.subject.keywordevaporatorid
dc.subject.keywordgaramid
dc.subject.keywordgenanganid
dc.subject.keywordtabung mariotid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record