Model Penggunan Lahan Dan Perubahan Penggunaan Lahan Untuk Bahan Baku Biodiesel Kelapa Sawit: Studi Kasus Di Kabupaten Rokan Hilir Propinsi Riau
View/ Open
Date
2016Author
Sampebatu, Laurinciana Sambuanga
Arkeman, Yandra
Hambali, Erliza
Gaspersz, Vincent
Saharjo, Bambang Hero
Metadata
Show full item recordAbstract
Penggunaan lahan dan perubahan penggunaan lahan atau yang dikenal
dengan land use and land use change (LULUC) merupakan suatu proses pilihan
pemanfaatan ruang untuk memperoleh manfaat yang optimum. Perubahan
penggunaan lahan yang baik adalah perubahan penggunaan lahan yang
berkelanjutan, yaitu perubahan penggunaan lahan yang dimaksudkan untuk
mengoptimalkan manfaat lahan di masa sekarang dengan cara-cara yang
memastikan agar manfaat yang sama juga dapat dinikmati oleh generasi yang
akan datang. Dalam rangka pengembangan produksi bioenergi dilakukan sebuah
proses perencanaan perubahaan penggunaan lahan yang memastikan dampak yang
sekecil-kecilnya terhadap lingkungan. Perluasan kebun kelapa sawit untuk
bioenergi, memiliki peluang memberi pengaruh baik atau juga buruk terhadap
peningkatan jumlah emisi CO2, tergantung pada jenis tutupan lahan yang
dikonversi menjadi kebun kelapa sawit. Jika lahan yang digunakan untuk kelapa
sawit berasal dari lahan dengan jumlah karbon stok yang tinggi, maka perubahan
penggunaan lahan tersebut akan menyebabkan pelepasan CO2 yang besar ke
atmosfer. Sebaliknya, jika lahan asal yang digunakan untuk kelapa sawit adalah
lahan dengan kandungan karbon yang rendah, maka perubahan menjadi kebun
kelapa sawit akan meningkatkan serapan karbon, atau sering disebut dengan
carbon positif.
Tujuan dari penelitian ini adalah: 1) Mengidentifikasi sumber emisi dari
penggunaan lahan dan perubahan penggunaan lahan akibat pengembangan kelapa
sawit dan perhitungan perubahan penggunaan lahan akibat pengembangan kelapa
sawit, 2) Menganalisis emisi gas CO2 akibat perubahan penggunaan lahan karena
pengembangan kelapa sawit dengan menggunakan REDD Abacus SP dan 3)
Merancang model penggunaan dan perubahan penggunaan lahan berdasarkan
emisi gas CO2 untuk pengembangan bahan baku biodiesel kelapa sawit. Penelitian
ini menggunakan beberapa metode dalam pencapaian tujuan penelitian.
Identifikasi jenis penggunaan lahan dari peta penggunaan lahan tahun 2009 dan
tahun 2011 di Propinsi Riau, luas dan letak kebun kelapa sawit menggunakan
Geographycal Information System (GIS). Perubahan kandungan karbon dan emisi
CO2 menggunakan metode Intergovernmental Panel of Climate Change (IPCC)
dengan REDD Abacus SP. Sedangkan model penggunaan lahan dan perubahan
penggunaan lahan mengggunakan Algoritma Genetika.
Hasil identifikasi jenis penggunaan lahan diperoleh 22 jenis tutupan lahan
yang diadopsi dari Kementrian Lingkungan Hidup. Perubahan penggunaan lahan
di Propinsi Riau tahun 2009 dan tahun 2011 sebesar 23 287 ha. Sedangkan untuk
perubahan penggunaan lahan karena konversi kelapa sawit di Propinsi Riau
terdapat penambahan luas sebesar 177 138 ha. Jenis lahan awal dari kelapa sawit,
sebagian besar terdapat di daerah perkebunan (58%), dan persentase terbesar
v
kedua terdapat di daerah belukar sebesar 9.4%. Net Emisi CO2 akibat konversi
lahan menjadi kelapa sawit sebesar 7.1 juta ton CO2e/tahun.
Perancangan model Penggunan Lahan dan Perubahan penggunaan lahan
(LULUC) untuk Agroindustri Biodiesel Kelapa Sawit Berkelanjutan merupakan
model dengan minimasi emisi CO2 menggunakan algoritma genetika. Hasil
identifikasi tutupan lahan yang memiliki masing-masing nilai kandungan karbon
menjadi data masukan dalam model yang dibangun. Optimasi dengan algoritma
genetika ini, menggunakan kromosom yang berupa kromosom nilai yaitu simbol
lahan. Satu kromosom atau satu individu dibangun dari matriks yang berukuran
13 x 13 sehingga diperoleh 169 gen. Seleksi dilakukan dengan menggunakan
teknik seleksi cakram (Roulette wheel selection). Sedangkan untuk operator
genetic meliputi pindah silang (crossover) yaitu dengan pindah silang satu titik
(one-point crossover), mutasi dengan teknik random dan yang terpilih dalam
proses mutasi akan digantikan dengan jenis lahan yang boleh ditanami kelapa
sawit dan gen tidak bisa digantikan dengan daerah yang tidak bisa ditanami
kelapa sawit yaitu moratorium (M), hutan lahan kering primer (Hp), pemukiman
(Pm), Tambak (Tb), kebun kelapa sawit (Po), pelabuhan (Plb), tubuh air (A) dan
transmigrasi (Tr). Berdasarkan hasil simulasi dengan model ini diperoleh nilai
emisi CO2 minimum atau penyerapan karbon sebesar 0.06 ton CO2e/tahun. Solusi
yang dihasilkan adalah jenis lahan yang terdiri 68 gen tanah terbuka (T), 9 gen
Pertanian lahan kering (Pt), 8 gen perkebunan (Pk), 38 gen semak/belukar (B), 41
gen belukar rawa (Br), 2 pertanian lahan kering campuran (Pc) , 1 gen hutan rawa
primer (Hrp), 1 gen hutan rawa sekunder (Hrs), 1 gen hutan sekunder (Hs). Hasil
ini diperoleh dari peluang crossover (Pc) = 0.95, peluang mutasi (Pm)=0.01,
jumlah generasi =100 generasi, ukuran lahan= 169 gen dan jumlah populasi =
100.