Show simple item record

dc.contributor.advisorAhmad, Usman
dc.contributor.advisorSubrata, I Dewa Made
dc.contributor.authorAgusta, Waqif
dc.date.accessioned2016-05-19T06:18:21Z
dc.date.available2016-05-19T06:18:21Z
dc.date.issued2016
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/80561
dc.description.abstractPeningkatan produksi dan permintaan terhadap buah melon, khususnya melon Golden, belum diimbangi dengan penanganan panen dan pascapanen yang optimal. Penentuan waktu panen berdasarkan umur tanaman yang dilakukan secara serentak menyebabkan tingginya keragaman mutu buah saat panen. Metode evaluasi perubahan kekerasan buah secara nondestruktif berdasarkan sinyal gelombang bunyi ketukan yang diterima oleh sensor piezoelektrik, mikrofon, maupun perangkat akselerometer telah banyak dilakukan terhadap berbagai jenis buah selepas panen. Di indonesia, metode ini masih terbatas pada kondisi konvensional yaitu dengan mengetuk buah menggunakan telapak tangan atau benda tertentu. Secara umum, penelitian ini bertujuan mengembangkan metode deteksi kematangan buah melon dengan gelombang suara yang dihasilkan oleh getaran. Lebih khusus, penelitian ini bertujuan: (1) Mempelajari hubungan respon impuls akustik buah melon Golden Apollo dengan parameter kematangan buah melon pada empat umur panen yang berbeda (46 hari setelah tanam (HST), 53 HST, 60 HST, dan 67 HST), (2) Menentukan parameter akustik yang berperan dalam klasifikasi buah melon dan mengklasifikasi buah melon berdasarkan tingkat kematangannya. Sifat fisikokimia buah melon pada empat umur panen yang berbeda, (46 hari setelah tanam (HST), 53 HST, 60 HST, dan 67 HST) menunjukkan adanya perubahan. Kekerasan daging buah mengalami penurunan seiring dengan semakin tua umur panen. Rata-rata nilai TPT buah melon mengalami peningkatan, sedangkan rata-rata kadar air daging buah melon mengalami penurunan. Sementara itu, pengamatan respon ketukan pada buah melon menunjukkan nilai short term energy (E) yang variatif. Frekuensi puncak (f) pada sinyal-sinyal hasil pengetukan buah melon cenderung mengalami penurunan pada umur panen 60 HST namun mengalami peningkatan pada umur 67 HST. Rata-rata nilai magnitudo (M) sinyal suara pada umur panen buah melon yang berbeda menunjukkan kecenderungan melemah seiring dengan semakin tua umur panen. Sementara itu, nilai Mo juga menunjukkan pola hubungan yang sama. Hasil analisis korelasi menunjukkan, karakter sinyal gelombang suara berkorelasi terhadap umur panen buah melon dengan -0.500> r >0.500. Berdasarkan hasil analisis diskriminan, parameter gelombang suara yang mampu membedakan kematangan buah melon dengan baik adalah frekuensi (f), short term energy (E), dan Mo. Klasifikasi ulang ke dalam empat kelompok umur panen buah melon menggunakan fungsi diskriminan kuadratik menunjukkan kesalahan pengelompokan sejumlah 33%. Kesalahan pengelompokan pada dua tingkat kematangan berdasarkan nilai TPT sebesar 32%, dan kesalahan pengelompokan berdasarkan kelompok buah matang (67 HST) dan buah belum matang (46, 53, dan 60 HST) adalah sebesar 0%.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcAgricultural operationid
dc.subject.ddcHarvestingid
dc.subject.ddc2015id
dc.subject.ddcBogor-Jawa Baratid
dc.titleDeteksi Kematangan Buah Melon Golden Apollo Menggunakan Parameter Sinyal Suaraid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordmelonid
dc.subject.keywordkematanganid
dc.subject.keywordsuaraid
dc.subject.keywordanalisis diskriminanid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record