Show simple item record

dc.contributor.advisorHastuti, Dwi
dc.contributor.advisorHerawati., Tin
dc.contributor.authorNovita, Leni
dc.date.accessioned2016-05-19T04:46:05Z
dc.date.available2016-05-19T04:46:05Z
dc.date.issued2016
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/80503
dc.description.abstractTingginya angka kriminalitas dan perilaku merusak diri yang diperlihatkan oleh remaja di Indonesia merupakan permasalahan serius yang harus segera ditangani. Hasil penelitian terdahulu menemukan bahwa anak di perdesaan memiliki karakter yang lebih lemah dibanding anak di perkotaan. Data Polres Kabupaten Bogor tahun 2010-2014 mencatat bahwa setidaknya sekitar 5-7 anak usia remaja terlibat dalam kasus tindak pencabulan dan perkosaan setiap tahunnya. Peningkatan kualitas lingkungan keluarga dan sekolah merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan untuk membentuk dan memperkuat karakter anak. Akan tetapi pada kenyataannya keluarga dan sekolah masih belum mampu menyediakan lingkungan yang berkualitas untuk pembentukan karakter anak. Hasil survey tahun 2006 dan 2009 dibeberapa wilayah di Indonesia seperti Aceh, Jawa, Sulawesi, dan Papua menemukan bahwa anak di perdesaan memiliki kecenderungan yang lebih tinggi untuk menjadi korban kekerasan yang dilakukan orang tua dibanding anak di perkotaan. Hasil survey lainnya tahun 2008-2010 dibeberapa wilayah di Indonesia seperti Sumatera, Jawa, dan Sulawesi menemukan bahwa anak sering mengalami kekerasan yang dilakukan oleh guru dan teman sebayanya di sekolah. Hal ini memperlihatkan bahwa lingkungan keluarga dan sekolah, terutama di perdesaan masih jauh dari berkualitas dan mampu membentuk karakter anak. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh kualitas lingkungan keluarga dan sekolah terhadap karakter remaja perdesaan. Kualitas lingkungan keluarga disusun oleh lima aspek yaitu keamanan, pengajaran dan pembelajaran, hubungan interpersonal, struktur lingkungan, dan keteladanan orang tua. Instrumen kualitas lingkungan keluarga dikembangkan dari The Student Comprehensive School Climate Inventory (Guo et al. 2011) dan Seven-Item Attribute Questionnaire, Student Version (Schwartz 2007). Kualitas lingkungan sekolah disusun oleh lima aspek yaitu keamanan, pengajaran dan pembelajaran, hubungan interpersonal, struktur lingkungan, dan keteladanan guru. Instrumen kualitas lingkungan sekolah dikembangkan dari The Student Comprehensive School Climate Inventory (Guo et al. 2011) dan Seven-Item Attribute Questionnaire, Student Version (Schwartz 2007). Karakter dalam penelitian ini disusun oleh tiga aspek yaitu pengetahuan moral, perasaan moral, dan tindakan moral. Instrumen karakter dikembangkan dari Values in Action (VIA)-Youth (Peterson dan Seligman 2004). Penelitian dilakukan di Desa Ciasihan dan Desa Ciasmara, Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor yang dipilh secara purposive. Contoh penelitian adalah anak SMP kelas VII dan VIII yang memiliki orang tua lengkap. Pemilihan contoh dilakukan dengan menggunakan metode pengacakan proporsional (proportional random sampling) dengan jumlah akhir contoh adalah 100 orang. Pengambilan data dilakukan dengan teknik self-report dengan alat bantu kuesioner. Data yang telah dikumpulkan dianalisis dengan analisis deskriptif, uji independent t-test, uji korelasi, dan uji regresi linear berganda. Karakteristik anak dan keluarga di perdesaan tidak berbeda antara anak perempuan dan anak laki-laki. Lebih dari separuh anak memiliki orang tua dengan tingkat pendidikan setara tamatan Sekolah Dasar. Lima puluh persen keluarga memiliki tingkat pendapatan yang lebih rendah dari garis kemiskinan Kabupaten Bogor. Kualitas lingkungan keluarga yaitu keamanan, pengajaran dan pembelajaran, hubungan interpersonal, dan keteladanan orang tua berada pada kategori menengah-rendah. Anak perempuan berada pada lingkungan keluarga yang lebih berkualitas dibanding anak laki-laki. Kualitas lingkungan sekolah yaitu keamanan, pengajaran dan pembelajaran, hubungan interpersonal, dan keteladanan guru berada pada kategori menengah-rendah. Kualitas lingkungan sekolah tidak berbeda antara anak perempuan dan anak laki-laki. Pengetahuan moral anak berada pada kategori tinggi. Akan tetapi, perasaan moral, tindakan moral, dan karakter anak berada pada kategori menengah-rendah. Anak perempuan memiliki pengetahuan moral, perasaan moral, tindakan moral, dan karakter yang lebih baik dibandingkan anak laki-laki. Karakteristik keluarga yaitu usia ayah dan ibu serta lama pendidikan ayah dan ibu memiliki hubungan positif dengan kualitas lingkungan keluarga dan sekolah. Kualitas lingkungan keluarga memiliki hubungan positif dengan kualitas lingkungan sekolah. Kualitas lingkungan keluarga dan sekolah memiliki hubungan positif dengan pengetahuan moral, perasaan moral, tindakan moral, dan karakter anak. Karakter anak tidak dipengaruhi oleh karakteristik anak dan keluarga serta kualitas lingkungan sekolah, namun dipengaruhi secara positif oleh kualitas lingkungan keluarga. Pemerintah dan LSM diharapkan dapat menerapkan berbagai program yang membantu keluarga meningkatkan kemampuannya dalam membangun lingkungan yang berkualitas untuk anak.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcSociologyid
dc.subject.ddcFamily unitsid
dc.subject.ddc2015id
dc.subject.ddcBogor-Jawa Baratid
dc.titlePengaruh Kualitas Lingkungan Keluarga Dan Sekolah Terhadap Karakter Remaja Perdesaanid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordkarakter anakid
dc.subject.keywordkeluargaid
dc.subject.keywordpengetahuan moralid
dc.subject.keywordperasaan moralid
dc.subject.keywordsekolahid
dc.subject.keywordtindakan moralid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record