Pengaruh Kualitas Lingkungan Keluarga Dan Sekolah Terhadap Karakter Remaja Perdesaan
Abstract
Tingginya angka kriminalitas dan perilaku merusak diri yang diperlihatkan
oleh remaja di Indonesia merupakan permasalahan serius yang harus segera
ditangani. Hasil penelitian terdahulu menemukan bahwa anak di perdesaan
memiliki karakter yang lebih lemah dibanding anak di perkotaan. Data Polres
Kabupaten Bogor tahun 2010-2014 mencatat bahwa setidaknya sekitar 5-7 anak
usia remaja terlibat dalam kasus tindak pencabulan dan perkosaan setiap tahunnya.
Peningkatan kualitas lingkungan keluarga dan sekolah merupakan salah satu cara
yang dapat dilakukan untuk membentuk dan memperkuat karakter anak.
Akan tetapi pada kenyataannya keluarga dan sekolah masih belum mampu
menyediakan lingkungan yang berkualitas untuk pembentukan karakter anak.
Hasil survey tahun 2006 dan 2009 dibeberapa wilayah di Indonesia seperti Aceh,
Jawa, Sulawesi, dan Papua menemukan bahwa anak di perdesaan memiliki
kecenderungan yang lebih tinggi untuk menjadi korban kekerasan yang dilakukan
orang tua dibanding anak di perkotaan. Hasil survey lainnya tahun 2008-2010
dibeberapa wilayah di Indonesia seperti Sumatera, Jawa, dan Sulawesi
menemukan bahwa anak sering mengalami kekerasan yang dilakukan oleh guru
dan teman sebayanya di sekolah. Hal ini memperlihatkan bahwa lingkungan
keluarga dan sekolah, terutama di perdesaan masih jauh dari berkualitas dan
mampu membentuk karakter anak.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh kualitas lingkungan
keluarga dan sekolah terhadap karakter remaja perdesaan. Kualitas lingkungan
keluarga disusun oleh lima aspek yaitu keamanan, pengajaran dan pembelajaran,
hubungan interpersonal, struktur lingkungan, dan keteladanan orang tua.
Instrumen kualitas lingkungan keluarga dikembangkan dari The Student
Comprehensive School Climate Inventory (Guo et al. 2011) dan Seven-Item
Attribute Questionnaire, Student Version (Schwartz 2007). Kualitas lingkungan
sekolah disusun oleh lima aspek yaitu keamanan, pengajaran dan pembelajaran,
hubungan interpersonal, struktur lingkungan, dan keteladanan guru. Instrumen
kualitas lingkungan sekolah dikembangkan dari The Student Comprehensive
School Climate Inventory (Guo et al. 2011) dan Seven-Item Attribute
Questionnaire, Student Version (Schwartz 2007).
Karakter dalam penelitian ini disusun oleh tiga aspek yaitu pengetahuan
moral, perasaan moral, dan tindakan moral. Instrumen karakter dikembangkan
dari Values in Action (VIA)-Youth (Peterson dan Seligman 2004). Penelitian
dilakukan di Desa Ciasihan dan Desa Ciasmara, Kecamatan Pamijahan,
Kabupaten Bogor yang dipilh secara purposive. Contoh penelitian adalah anak
SMP kelas VII dan VIII yang memiliki orang tua lengkap. Pemilihan contoh
dilakukan dengan menggunakan metode pengacakan proporsional (proportional
random sampling) dengan jumlah akhir contoh adalah 100 orang. Pengambilan
data dilakukan dengan teknik self-report dengan alat bantu kuesioner. Data yang
telah dikumpulkan dianalisis dengan analisis deskriptif, uji independent t-test, uji
korelasi, dan uji regresi linear berganda.
Karakteristik anak dan keluarga di perdesaan tidak berbeda antara anak
perempuan dan anak laki-laki. Lebih dari separuh anak memiliki orang tua dengan
tingkat pendidikan setara tamatan Sekolah Dasar. Lima puluh persen keluarga
memiliki tingkat pendapatan yang lebih rendah dari garis kemiskinan Kabupaten
Bogor. Kualitas lingkungan keluarga yaitu keamanan, pengajaran dan
pembelajaran, hubungan interpersonal, dan keteladanan orang tua berada pada
kategori menengah-rendah. Anak perempuan berada pada lingkungan keluarga
yang lebih berkualitas dibanding anak laki-laki. Kualitas lingkungan sekolah yaitu
keamanan, pengajaran dan pembelajaran, hubungan interpersonal, dan
keteladanan guru berada pada kategori menengah-rendah. Kualitas lingkungan
sekolah tidak berbeda antara anak perempuan dan anak laki-laki. Pengetahuan
moral anak berada pada kategori tinggi. Akan tetapi, perasaan moral, tindakan
moral, dan karakter anak berada pada kategori menengah-rendah. Anak
perempuan memiliki pengetahuan moral, perasaan moral, tindakan moral, dan
karakter yang lebih baik dibandingkan anak laki-laki.
Karakteristik keluarga yaitu usia ayah dan ibu serta lama pendidikan ayah
dan ibu memiliki hubungan positif dengan kualitas lingkungan keluarga dan
sekolah. Kualitas lingkungan keluarga memiliki hubungan positif dengan kualitas
lingkungan sekolah. Kualitas lingkungan keluarga dan sekolah memiliki
hubungan positif dengan pengetahuan moral, perasaan moral, tindakan moral, dan
karakter anak. Karakter anak tidak dipengaruhi oleh karakteristik anak dan
keluarga serta kualitas lingkungan sekolah, namun dipengaruhi secara positif oleh
kualitas lingkungan keluarga. Pemerintah dan LSM diharapkan dapat menerapkan
berbagai program yang membantu keluarga meningkatkan kemampuannya dalam
membangun lingkungan yang berkualitas untuk anak.
Collections
- MT - Human Ecology [2236]