. Cadangan Karbon Dan Emisi Gas Rumah Kaca Dari Input Budidaya Pada Perkebunan Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq.) Di Lahan Gambut.
View/ Open
Date
2016Author
Handoyo, Gani Cahyo
Agusta, Herdhata
Tambunan, Armansyah H.
Metadata
Show full item recordAbstract
Kelapa sawit merupakan tanaman penghasil minyak nabati terbesar di dunia. perluasan lahan yang masif di Indonesia terjadi dari tahun 1986 dari 119 ribu ha menjadi 11 juta ha pada tahun 2015, dimana 1.71 juta hektar ditanam di lahan gambut. Ekosistem gambut merupakan sumber cadangan karbon tertinggi. Lahan gambut di Indonesia sekitar 21 juta hektar dan menyimpan cadangan karbon 37 giga ton, sehingga dalam melakukan budidaya di lahan gambut ini memerlukan perhatian yang lebih serius agar kehilangan karbon dapat ditekan. Alih guna lahan menjadi perkebunan kelapa sawit menyebabkan adanya perubahan nilai cadangan karbon, sedangkan input dalam budidaya menghasilkan emisi gas rumah kaca (GRK). Pengukuran cadangan karbon dan emisi GRK dari input budidaya di sebuah perkebunan kelapa sawit menjadi sangat penting untuk mengetahui nilai cadangan karbon dan emisi yang dihasilkan, sehingga dapat dilakukan perbaikan teknik budidaya guna mempertahankan maupun meningkatkan cadangan karbon yang sudah ada serta menurunkan emisi gas rumah kaca yang dihasilkan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi cadangan karbon di lahan gambut perkebunan kelapa sawit milik perusahaan swasta dan perusahaan, serta emisi karbon yang dihasilkan dari input budidaya yang dilakukan. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Bilah, Kabupaten Labuhanbatu, Provinsi Sumatera Utara. Penelitian ini dilaksanakan dari Bulan September 2013 sampai dengan Maret 2014 Pengukuran cadangan karbon menggunakan rancangan tersarang empat ulangan dengan metode transek yang mengacu pada SNI 7024:2011 tentang metode penghitungan cadangan karbon. Penghitungan emisi dilakukan menggunakan MILCA-JEMAI. Analisis statistik menggunakan uji-T.
Hasil penelitian menunjukkan tidak ada perbedaan cadangan karbon perkebunan kelapa sawit lahan gambut hingga kedalaman gambut 150 cm milik perusahaan yaitu 1 276 ± 187 ton C ha-1 dibandingkan milik masyarakat yaitu 1 216 ± 28 ton C ha-1. Nilai cadangan karbon atas permukaan kebun perusahaan adalah 37.7 ± 11.8 ton C ha-1, sedangkan pada kebun masyarakat adalah 61.1 ± 36.5 ton C ha-1. Tingginya nilai cadangan karbon pada perkebunan kelapa sawit lahan gambut masyarakat disebabkan oleh tingginya sumber cadangan karbon dari kayu mati yaitu 41.1 ± 39.2 ton C ha-1. Cadangan karbon atas permukaan tanpa kayu mati pada kebun perusahaan adalah 23.2 ± 2.1 ton C ha-1, sedangkan pada perkebunan kelapa sawit rakyat adalah 20.1 ± 4.2 ton C ha-1. Deviasi yang lebih tinggi pada cadangan karbon permukaan kebun kelapa sawit masyarakat menandakan rentang data yang luas, hal ini disebabkan oleh perbedaan pemeliharaan kebun antar kebun kelapa sawit masyarakat. Nilai cadangan karbon biomasa bawah permukaan dan gambut perkebunan kelapa sawit perusahaan 8.9 ± 1.7 ton C ha-1 dan 1 229 ± 187 ton C ha-1, sedangkan pada perkebunan kelapa sawit rakyat 6.8 ± 1.1 ton C ha-1 dan 1 148 ± 29 ton C ha-1. Sekuestrasi karbon tanaman kelapa sawit lahan gambut perusahaan umur 12 tahun adalah 7.28 ± 0.12 ton C ha-1 tahun-1, dimana tajuk dan akar kelapa sawit menyumbang 1.52 ± 0.1 ton C ha-1 tahun-1, TBS menyumbang 3.14 ton C
ha-1 tahun-1 dan pelepah dari pemangkasan pemeliharaan menyumbang 2.61 ton C ha-1 tahun-1. Sekuestrasi karbon tanaman kelapa sawit lahan gambut masyarakat umur 12 tahun adalah 7.15 ± 0.09 ton C ha-1 tahun-1, dimana tajuk dan akar kelapa sawit menyumbang 1.45 ± 0.1 ton C ha-1 tahun-1, TBS menyumbang 3.17 ton C ha-1 tahun-1 dan pelepah dari pemangkasan pemeliharaan menyumbang 2.53 ± 0.07 ton C ha-1 tahun-1. Estimasi cadangan karbon total kebun perusahaan hingga kedalaman gambut 437.5 ± 75 cm adalah 4 113 ± 697 ton C ha-1, sedangkan pada kebun masyarakat dengan kedalaman gambut 425.0 ± 29 cm adalah 3 416 ± 227 ton C ha-1.
Emisi CO2-eq dari input budidaya perkebunan kelapa sawit perusahaan berdasarkan data tahun 2012 (922 kg CO2-eq ha-1 tahun-1) lebih tinggi 52.4% dibandingkan pada perkebunan kelapa sawit masyarakat (604.8 ± 238.5 kg CO2-eq ha-1 tahun-1). Emisi dari penambahan pupuk merupakan emisi tertinggi baik pada perkebunan kelapa sawit perusahaan yaitu 584 kg CO2-eq ha-1 tahun-1 dan perkebunan kelapa sawit masyarakat yaitu 584 ± 245.27 kg CO2-eq ha-1 tahun-1. Emisi dari penggunaan pestisida pada perkebunan kelapa sawit perusahaan adalah 19.50 kg CO2-eq ha-1 tahun-1 dan perkebunan kelapa sawit masyarakat adalah 13.78 ± 13.72 kg CO2-eq ha-1 tahun-1. Emisi dari penggunaan bahan bakar pada perkebunan kelapa sawit perusahaan adalah 319 kg CO2-eq ha-1 tahun-1 dan perkebunan kelapa sawit masyarakat adalah 6.92 ± 2.56 kg CO2-eq ha-1 tahun-1.
Collections
- MT - Agriculture Technology [2283]