dc.description.abstract | Metode tanam pindah bibit padi membutuhkan waktu, air, biaya, dan tenaga
kerja yang cukup banyak. Untuk mengatasi peningkatan biaya dan keterbatasan
tenaga kerja di lahan, metode tanam benih langsung (direct seeding) dapat menjadi
salah satu solusinya. Namun di sisi lain, budi daya padi dengan metode tanam benih
langsung berpotensi mengalami kekeringan terutama pada bagian lahan yang lebih
tinggi sehingga diperlukan media penutup benih (mulsa) yang dapat membantu
mengurangi laju penurunan kadar air tanah hingga bibit siap digenangi air.
Penelitian terdiri atas tahap penelitian pendahuluan, penelitian utama, dan penulisan
skripsi. Tahap penelitian utama terdiri dari penentuan jumlah mulsa optimal yang
dilakukan di lahan dan pengamatan perubahan kadar air tanah yang dilakukan di
bak plastik. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini, yaitu mulsa sekam lebih baik
dibandingkan dengan mulsa arang sekam dalam mempertahankan kadar air tanah.
Pemberian air irigasi dapat mempertahankan kadar air tanah lebih baik secara
signifikan hingga umur bibit 11 hari. Pemberian sekam setebal 12 mm dengan
diameter 5 cm pada perlakuan tanpa pemberian air irigasi memberikan beda nyata
terhadap perubahan kadar air tanah setelah 11 hari pengamatan. | id |