Show simple item record

dc.contributor.advisorWachjar, Ade
dc.contributor.advisorSupijatno
dc.contributor.authorSuryanto, Toto
dc.date.accessioned2016-04-27T04:53:48Z
dc.date.available2016-04-27T04:53:48Z
dc.date.issued2016
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/80156
dc.description.abstractPenggunaan top soil sebagai media tumbuh di pembibitan perkebunan kelapa sawit perlu dipertimbangkan kembali karena volume top soil yang digunakan sangat besar. Penggunaan media tumbuh lain sebagai alternatif pengganti top soil sebaiknya mudah didapat, harganya murah, menaikkan prestasi kerja tanam serta berpengaruh positif terhadap pertumbuhan bibit, baik morfologi maupun fisiologinya. Penelitian ini bertujuan untuk mencari media tumbuh dan jenis wadah alternatif yang sesuai untuk pertumbuhan bibit kelapa sawit di pembibitan. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan IPB Cikabayan Darmaga, Bogor mulai bulan Oktober 2013 sampai Oktober 2014. Rancangan percobaan yang digunakan pada pembibitan awal adalah rancangan acak lengkap dua faktor dengan tiga ulangan. Faktor pertama adalah media tumbuh yang terdiri atas top soil, sub soil, kascing, arang sekam, pupuk kandang dan kompos. Faktor kedua adalah jenis wadah yang terdiri atas baby polybag, tray, potongan bambu, gelas mineral dan pelepah. Rancangan percobaan yang digunakan pada pembibitan utama adalah rancangan acak lengkap faktor tunggal dengan tiga ulangan. Perlakuan jenis media tumbuh terdiri atas (a) media standar agronomi di pembibitan, (b) top soil, (c) sub soil, (d) kascing, (e) arang sekam, (f) pupuk kandang sapi matang, dan (g) kompos. Hasil penelitian di pembibitan awal menunjukkan bahwa penggunaan berbagai jenis media tumbuh dan wadah berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan morfologi (tinggi tanaman, jumlah daun, diameter batang, luas daun) dan fisiologi (bobot basah tajuk, bobot kering tajuk, bobot basah akar dan bobot kering akar, kehijauan daun dan kerapatan stomata) bibit kelapa sawit. Interaksi kedua faktor berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman dan jumlah daun 1 bulan setelah tanam (BST), diameter batang, kehijauan daun, dan kerapatan stomata 3 BST. Berdasarkan pertumbuhan morfologi, kombinasi perlakuan yang terbaik adalah media tumbuh kompos dengan wadah potongan bambu dan media tumbuh kompos dengan wadah gelas air mineral bekas. Hasil penelitian di pembibitan utama menunjukkan bahwa penggunaan berbagai media tumbuh berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan morfologi (tinggi tanaman, jumlah daun, diameter batang, luas daun ketiga) dan fisiologi (bobot basah tajuk, bobot kering tajuk, dan bobot kering akar). Berdasarkan peubah morfologi, media tumbuh kompos menghasilkan pertumbuhan bibit kelapa sawit lebih baik dibandingkan media tumbuh lainnya (media standar agronomi, top soil, sub soil, arang sekam), tetapi tidak berbeda nyata dengan kascing dan pupuk kandang sapi. Media tumbuh kompos mengandung N 1.32%, P 2.26%, K 0.14%, dan kascing mengandung N 1.05%, P 2.68%, K 0.07% serta pupuk kandang sapi mengandung N 1.09%, P 1.48%, K 0.07%. Media tumbuh alternatif pengganti top soil pada pembibitan utama kelapa sawit yang dianjurkan: kompos, kascing dan pupuk kandang sapi.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcHorticultureid
dc.subject.ddcOil palmid
dc.subject.ddc2013-2014id
dc.subject.ddcBogor-Jawa Baratid
dc.titlePenggunaan Media Tumbuh Dan Jenis Wadah Alternatif Untuk Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq) Di Pembibitanid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordmedia tumbuhid
dc.subject.keywordwadah media tumbuhid
dc.subject.keywordpembibitanid
dc.subject.keywordkelapa sawitid
dc.subject.keywordmorfologiid
dc.subject.keywordfisiologiid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record