Show simple item record

dc.contributor.advisorDewanti-Hariyadi, Ratih
dc.contributor.advisorNurjanah, Siti
dc.contributor.authorSilitonga, Yusnita Wahyuni
dc.date.accessioned2016-04-27T04:41:14Z
dc.date.available2016-04-27T04:41:14Z
dc.date.issued2016
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/80116
dc.description.abstractCronobacter sakazakii merupakan bakteri Gram negatif yang tergolong sebagaiemerging patogen pada pangan. Bakteri ini juga termasuk bakteri patogen oportunistik yang dapat menyebabkan septisimia, radang usus, radang otak bahkan dapat menyebabkan kematian pada bayi. Penelusuran perilaku C. sakazakiidalam bahan pangan sulit dilakukan jika menggunakan galur liar (wild type) sehingga dilakukan pelabelan dengan menggunakan plasmid GFPuv. Plasmid GFPuv dilengkapi dengan gen penyandi resisten ampisilin yang bertujuan untuk mempermudah seleksi. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa keberadaan gen tersebut menyebabkab C. sakazakii tidak dapat dilabeli dengan pGFPuv, akan tetapi belum diketahui penyebabnya.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan pelabelan beberapa isolatC. sakazakiiolehpGFPuvdan untuk mengetahui hubungan antara resistensi C. sakazakii terhadap ampisilin dengan keberhasilan konstruksi mutan berdasarkan ekspresi GFPuv dan tingkat kestabilannya Resistensi C. sakazakii terhadap ampisilin dapat diketahui dengan menumbuhkan bakteri tersebut pada media yang mengandung ampisilin. Pelabelan Cronobacter sakazakiidengan pGFPuv dilakukan dengan metode transformasi CaCl2. Keberhasilan pelabelan dikonfirmasi dengan melihat koloni bakteri di bawah sinar UV dan mikroskop fluoresen, isolat yang berhasil dilabeli oleh pGFPuv menghasilkan koloni berwarna hijau berfluoresen.Hasil pengujian menunjukkan bahwa dari 12 isolat yang diuji terdapat 8 isolat (66.6 %) yang sensitif terhadap ampisilin (FWHc3, FWHb6, FWHb15, YRw3, E2, E4, E6, dan E9), 2 isolat (16.6 %) bersifat intermediat resisten (Desb10, E7) dan 2 isolat (16.6 %) yang resisten terhadap ampisilin yaitu E1 dan FWHd1. Isolat yang sensitif terhadap ampisilin dapat dilabeli oleh pGFPuv bahkan memiliki tingkat kestabilan plasmid yang paling tinggi (E2). Isolat yang resisten terhadap ampisilin tetap terlabel oleh pGFPuv, akan tetapi tidak stabil di dalam sel bahkan tidak diekspresikan. Isolat yang tidak mengekspresikan GFPuv adalah isolat yang tinggi tingkat resistennya yaitu E1 dan FWHd1.Karakterisasi resistensi isolat terhadap antibiotik penanda pada plasmid penting dilakukan untuk menjamin keberhasilan dan kestabilan proses pelabelan bakteri.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcFood scienceid
dc.subject.ddcFood technologyid
dc.subject.ddc2014id
dc.subject.ddcBogor-Jawa Baratid
dc.titleResistensi cronobacter Sakazakii terhadap Ampisilin Dan Hubungannya Dengan Stabilitas Dan Ekspresi GFPuvid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordCronobacter sakazakiiid
dc.subject.keywordGFPuvid
dc.subject.keywordMutanid
dc.subject.keywordResisten ampisilinid
dc.subject.keywordStabilitasid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record